PULAU NTB : Kepulauan NTB tak jauh dari Provinsi Bali. Bisa menyeberangi menggunakan transportasi air. Jika penerbangan dari Balikpapan ke Lombok ditempuh sekitar 1,45 jam. Harga tiket Rp 1 juta lebih.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berada di Kota Mataram. Namun justru lebih dikenal Lombok. Dasawarsa tahun 1990an, pariwisata di Lombok mulai dikenal wisatawan mancanegara. Begitu pula Bali yang berbatasan Lombok lebih dikenal dunia, ketimbang Indonesia. Banyak cerita pariwisata menarik, unik hingga sirkuit Mandalika yang mendunia di Lombok. Berikut tulisan bersambung oleh Rudy Suhartono yang melakukan kegiatan di Lombok, 4-9 Oktober 2024.
KEPULAUAN NTB, berbatasan pulau Bali di sebelah Barat. Untuk Selat Sape serta provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di sebelah Timur. Kemudian Utara dengan laut Jawa dan laut Flores. Sedangkan Selatan dengan Samudra Hindia, Pulau Sumba dan Provinsi NTT.
Seiring kemajuan pembangunan di NTB, Provinsi NTB mengalami pemekaran. Hingga kini, sudah ada 8 kabupaten dan 2 kota. Penduduk 2023 mencapai 5.576.992 jiwa. Luas wilayah 20.153,20 kilometer persegi dan 59,13 persen adalah perairan laut.

Penduduknya mayoritas muslim ini memiliki cerita unik dan menarik. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Lombok menempati posisi teratas destinasi wisata halal terbaik di dunia menurut Standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019.
Menurut Guide (pemandu wisata) Lombok, Ipul mengatakan, Lombok, mendapat julukan “Pulau Seribu Masjid”. Julukan Pulau Seribu Masjid awalnya muncul akibat Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Effendi Zarkasih berkunjung ke Lombok pada tahun 1970 dalam rangka meresmikan Masjid Jami Cakranegara.

7 MASJID TERBESAR DI PULAU LOMBOK: Salah satunya Islamic Center Hubbul Wathan, masjid di Jln. Udayana, No.01 Kota Mataram, NTB. Masjid yang berdiri diatas lahan seluas 10.000 meter persegi ini dibangun pada tahun 2014 dan menghabiskan dana sebesar 6 miliar.
Saat itu Effendi terkesan melihat banyaknya masjid yang ada di Pulau Lombok dan spontan mengatakan bahwa Lombok merupakan Pulau Seribu Masjid. Julukan Pulau Seribu Masjid selaras dengan fakta bahwa pulau ini memiliki 3.767 masjid besar dan 5.184 masjid kecil yang tersebar di 518 desa. Banyaknya masjid yang berdiri di Pulau Lombok ini disebabkan oleh masyarakat Lombok yang mayoritas menganut agama Islam.
Julukan Pulau Seribu Masjid inipun dibenarkan Rizal, warga Lombok kepada media ini. Satu desa di Lombok terdapat 1 sampai 4 masjid. “Masjid yang dibangun itu selain atas swadaya masyarakat. Ada juga yang dibangun pribadi warga,” kata Rizal. Tidak saja banyaknya masjid, namun jamaah yang salat juga banyak melaksanakan ibadah lima waktu di masjid.
Adapun suku terbesar di NTB adalah, suku Sasak. Sementara suku Bima (suku Mbojo) dan suku Sumbawa merupakan kelompok etnis terbanyak di pulau Sumbawa. Sejarahnya, bahwa kerajaan-kerajaan di Lombok, yang muncul akhirnya tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit saat ekspedisi Gajah Mada di abad XIII – XIV. Kemudian, kekuasaan kerajaan Gel-Gel yang berasal dari Bali di abad ke-VI. Hal tersebut mengakibatkan tanah Lombok dikuasai oleh Jawa dan Bali.
Jawa, Bali, dan Lombok memiliki kemiripan budaya salah satunya dalam bahasa karena memiliki akar yang sama yaitu Hindu Jawa. Hal tersebut tentu saja akibat dari pengaruh kekuasaan Majapahit di Lombok. Pengaruh Bali juga sangat kuat dalam kebudayaan Lombok karena ekspansi yang dilakukan oleh kerajaan Bali di Lombok bagian barat pada tahun 1740.
Seiring bergantinya kerajaan yang menguasai Pulau Lombok yang membawa pengaruh kebudayaan, menjadikan pulau ini memiliki keberagaman budaya yang semakin kaya. Kesenian baru dan kesenian asli bersatu saling melengkapi hingga menciptakan kesenian baru. Di zaman dahulu, masyarakat Mataram yang berlayar ke arah timur melewati Laut Jawa. Kemudian mendarat di pelabuhan. Pelabuhan tersebut diberi nama Lomboq yang artinya lurus untuk mengenang perjalanan mereka.
Sejak saat itu, bukan hanya pelabuhan tersebut yang disebut dengan Lomboq. Melainkan pulau yang mereka tempati juga diberi nama Lomboq. Namun, seiring berjalannya waktu, kata Lomboq berubah menjadi Lombok yang digunakan hingga saat ini.
BUDAYA DIPERTAHANKAN
Lebih jauh Ipul menyebutkan, ada budaya yang masih dipertahankan di Lombok. Ketika ingin mempersunting gadis, harus maling atau menculik. Budaya yang masih dipertahankan turun menurun ini, dijaga dengan baik. Sebenarnya, si gadis (calon mempelai wanita) memang sudah janjian kepada calon mempelai lelaki. Jika sudah menjelang dini hari, si calon mempelai wanita berpura-pura cuci kaki di belakang rumah. Saat itulah, calon mempelai laki-laki memalingnya/menculiknya. Lantas, calon mempelai wanita dibawa ke tempat keluarga calon pria. Kemudian dititipkan kepada keluarga yang wanita. “Proses menculik gadis itu tidak boleh melakukan perbuatan negatif. Seperti mengauli layaknya suami istri. Karena dilarang sebelum akah nikah,” sahut Ipul.

CULIK GADIS : Merariq dari kata “lari / berlari”, dimana Merariq berarti merari’an yang artinya melarikan. Merariq dalam pernikahan di Lombok berarti menculik anak gadis yang akan menjadi pengantin wanita oleh calon pengantin pria tanpa sepengetahuan orang tua atau pihak keluarga perempuan.
Namun ada sebuah cerita, di zaman dulu. Calon pria malah menculik calon mertua (ibu dari calon mempelai wanita). Kesalahan itu, membatalkan pernikahan. Karena tidak boleh. Kecuali kalau calon mertua tersebut janda muda. “Boleh-boleh saja,” canda Ipul disambut gelak tawa para kepala kampung dari 12 kampung se-Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kaltim yang mengikuti perjalanan wisata satu bus.
Candaan Ipul ini dibalas para kepala kampung dari Kutai Barat. Sebelumnya Ipul menyebutkan menculik gadis atau maling gadis. Lantas, dijawab penumpang bus wisata kalau di tempat kami, maling itu tidak ditangkap. Karena maling sepeda motor atau maling perahu. Ipul mendengar hal itu sempat terheran-heran. Lantas Ipul bertanya kenapa tidak ditangkap polisi kalau maling. Pertanyaan itu dijawab, karena di Kutai Barat. Kalau maling itu artinya memutar arah sepeda motor dan perahu. Jadi tidak mungkin ditangkap polisi. Sontak hal ini menjadi gelak tawa semua penumpang bus wisata di Lombok.


MEMBELUDAK : Banyaknya wisatan asing dan dalam negeri sehingga harus antre untuk bisa menumpang speedboat di Pelabuhan Pulau Gili Trawangan ke Lombok.
PARIWISATA DAN WISATAWAN
Ke Lombok, banyak tempat wisata yang menarik. Di antaranya, Pantai Senggigi, Pantai Pink, Gili Trawangan, Taman Narmada, Gunung Rinjani, Pura Batu Bolong, Pantai Kuta Lombok, dan Pantai Sire. Kemudian, Pantai Sekotong, Batu Layar, Ampenan Kota Tua, Gunung Tambora, Pulau Satonda, Pulau Kenawa dan terkenal mendunia adalah Sirkut Internasional Mandalika.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) dilansir media Antara. Mencatat jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang maupun nonbintang di wilayah ini sejak Januari hingga November 2023 mencapai 1,576 juta orang lebih. “Jumlah tamu menginap dari Januari-November 2023 di NTB itu mencapai 1,576 juta orang lebih,” kata Kepala BPS NTB Wahyudin, di Mataram.
Wahyudin menyebutkan dalam tiga tahun terakhir sejak 2020 hingga 2022, jumlah wisatawan yang menginap di hotel bintang di NTB mengalami peningkatan. Tahun 2020 jumlah wisatawan 397.715 orang, tahun 2021 sebanyak 446.661 dan di tahun 2023 sebanyak 754.053 orang.
Sedangkan untuk tamu hotel nonbintang sejak tiga tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Rinciannya adalah 2020 sebanyak 636.166 orang, selanjutnya 2021 sebanyak 525.178 orang, dan 2022 sebanyak 632.682 orang. “Jadi pertumbuhan perhotelan di NTB ini alami peningkatan,” katanya lagi.


MELONJAK: Jumlah penumpang di Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, NTB terus meningkat. Menyusul, menariknya objek wisata jadi magnit bagi wisatawan dalam negeri melainkan juga luar negeri/bule.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura (AP) I Bandara Lombok mencatat jumlah pergerakan penumpang sepanjang tahun 2023 di NTB sebanyak 2.345.761 orang. “Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 18,5 persen jika dibandingkan dengan jumlah pergerakan pada tahun 2022 dengan 1.979.767 penumpang,” kata General Manager AP I Bandara Lombok Minggus ET Gandeguai.
Sedangkan jumlah pergerakan pesawat pada tahun 2023 mencapai 24.600 pergerakan, tumbuh sebesar 17,1 persen dibandingkan dengan tahun 2022 dengan 21.015 pergerakan.
“Untuk kargo, di tahun 2023 Bandara Lombok melayani sebanyak 13.860.938 kilogram kargo atau meningkat 29 persen dibandingkan dengan jumlah kargo tahun sebelumnya di angka 10.737.867 kilogram,” katanya. (bersambung, edisi kedua, 13 Oktober 2024)
