Hukum  

Masuki Hari Keempat Hilangnya Terduga Pelaku Perkosa dan Bunuh Anak 4 Tahun di Intu Linggau, Polisi Turun Tangan, Jejak Pelaku Sudah Terendus

BERGERAK KOMPAK : Polisi masih mengejar pelaku terduga MLK. Segera menyerahkan diri dari pada ditangkap akan lebih parah nanti.

Sendawar, KALTIM PERS – Pelaku dugaan pemerkosaan dan pembunuhan inisial MLK dengan korban berinisial Aln (4 tahun) warga Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kutai Barat (Kubar) masih dikejar. Pihak kepolisian sudah dapat data kuat dan mengendus (mengetahui) posisi terduga pelaku MLK ada di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng). Ada kemungkinan juga akan menyasar ke wilayah Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).

Karena medan jalan yang berat dan luasnya wilayah untuk menyusuri jejak pelaku MLK melarikan diri, belum membuahkan hasil. Hingga Minggu (02/02/2025), kaburnya pelaku MLK sudah memasuki hari keempat sejak aksi dugaan pemerkosan dan pembunuhan kepada korban, Kamis (31/01/2025).

SAMBANGI BUPATI: Kapolres AKBP Boney Wahyu Wicaksono (tiga kanan) saat silaturahmi kepada Bupati Kubar FX Yapan, yang bertugas sebagai Kapolres Kubar yang baru menggantikan AKBP Kade Budiyarta, di rumah pribadi Bupati Kubar, baru-baru ini. Kapolres baru secara tegas akan mengejar pelakunya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

”Ini sudah menjadi atensi khusus pak Kapolres AKBP Boney Wahyu Wicaksono untuk mengejar terduga pelaku MLK, sampai ditangkap untuk dibawa ke Mapolres Kubar guna pemeriksaan lebih lanjut,” kata Kasi Humas Polres Kubar, Ipda Sukoco.

Terkait pengejaran kepolisian kepada pelaku MLK, diharapkan warga bersabar. Karena polisi tidak dapat memberikan keterangan secara terbuka kepada publik. Apalagi ke media sosial seperti facebook. Hal ini dikuatirkan pelaku MLK akan melarikan diri lebih jauh. Hal ini akan mempersulit penangkapan oleh pihak kepolisian. ”Yang pasti setelah pelaku nanti ditangkap, akan dipaparkan kepada publik, khususnya awak media,” pungkasnya.

Seperti diketahui, terduga MLK datang ke rumah orangtua korban Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kubar. Kedatangan MLK bermaksud meminta izin mengajak korban membeli es, Rabu (29/01/2025) sekira pukul 11.30 wita. Korban dibawa menggunakan sepeda motor oleh MLK. Namun tak kunjung kembali, hingga sore harinya. Dengan kondisi ini, upaya pencarian oleh keluarga korban tidak membuahkan hasil. Lokasi pencarian korban di wilayah Intu Lingau hingga ke tempat kos MLK di Kecamatan Linggang Bigung. Rumah kos MLK kosong.

Terkejutnya, esok harinya atau Kamis (30/01/2025) sekira pukul 11.00 wita, ayah korban bersama warga Intu Lingau menemukan korban sudah tidak bernyawa di kawasan hutan Lohuan. Letak sekitar 100 meter ke dalam hutan dari pinggir Jalan Temenggung Kamid RT 9, Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan. Lokasi itu ada areal kebun milik saudari berinisial ST. Atau sekitar 1 kilometer dari rumah korban. Jenazah korban langsung dibawa ke RSUD Harapan Insan Sendawar untuk dilakukan Visum Et Revertum untuk mengetahui penyebab kematian oleh Polsek Damai. Hasil sementara korban diduga diperkosa lalu dibunuh.

Yang menjadi pertanyaan? Beredar postingan pencarian pelaku di media sosial facebook. Ada seorang akun yang menggunakan nama palsu selalu memberikan keterangan pembelaan terhadap terduga pelaku MLK. Sontak saja, netizen menyoalkan akun palsu tersebut. Rata-rata para netizen membela korban, jika pelaku MLK tidak bersalah kenapa melarikan diri. Bahkan, MLK yang awalnya meminta izin membawa korban membelikan es, tidak bertanggung jawab mengantarkan lagi ke rumah orangtuanya. Malah ditemukan ayah korban, kondisi korban sudah meninggal dunia di dalam hutan. Ditinggalkan begitu saja. Tanpa ada niat menyerahkan jenazah korban jika memang ada pihak lain yang melakukan perbuatan keji tersebut.

ORANG DEKAT

Kepala Kampung Intu Lingau, Abed Nego bahwa asal orang tua warga Kalimantan Tengah (Kalteng). Namun sudah puluhan tahun dan sudah menjadi warga Intu Lingau. Sedangkan MLK dari warga Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar). Orangtua bersama sejumlah saudara korban sudah lama berdomisili di Kampung Intu Lingau. Karena ada beberapa saudara korban menempuh pendidikan dan harus dekat dengan gedung sekolah. Akhirnya pihak keluarga korban menempati rumah Gembala yang kebetulan lama kosong. Di situlah korban bersama beberapa saudara dan kedua orangtuanya bertempal tinggal hingga terjadinya kasus ini.

Sementara MLK memang bekerja dengan ayah korban sebagai pekerja kayu atau operator chainsaw. MLK berada di Intu Lingau sekitar 1 tahun dan tidak terdata sebagai penduduk Kampung Intu Lingau. MLK baru dikenal oleh keluarga korban, saat bekerja kayu di Kampung Intu Lingau. Kedekatan MLK dengan keluarga korban, karena kakak korban laki-laki menikah dengan warga dari Sambas, Kalbar. Kampung Intu Lingau berpenduduk hingga 2024 sebanyak 700 kepala keluarga dan 2.000 jiwa. Sekian persen, penduduknya pendatang dari Sambas, Kalbar.

Terkait kasus ini,  Abed Nego mengimbau, agar warga tidak menyebarkan foto korban saat ditemukan. Karena kondisinya sangat memprihatinkan. Kemudian, semua warga untuk lebih berhati-hati terhadap anak-anaknya agar dapat menjaganya supaya tidak terulang kasus serupa lagi. Di samping itu, jangan main hakim sendiri jika ditemukan pelakunya. Namun lebih menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diproses hukum bagi pelakunya.

Dia menyebutkan, kasus serupa ini sudah terjadi di Intu Lingau kedua kalinya. Pertama sekira tahun 2016. Seorang anak perempuan juga diperkosa dan dibunuh. Namun pelakunya berhasil ditangkap.

SEMPAT DIVIRALKAN

Hilangnya korban pihak orangtua sempat melaporkan kepada pihak kepolisian perihal orang hilang. Tak hanya itu, pihak keluarga juga menyebarkan brosur dilengkapi foto dan identitas korban ke media sosial.

Informasi yang berkembang, bahwa hilangnya korban setelah dibawa oleh MLK untuk beli es, Rabu (29/1/2025) sekira pukul 11.00 wita. Pihak keluarga tidak menaruh curiga. Karena MLK sudah lama bekerja sebagai chainsaw dengan ayah korban. Sekarang ayah korban juga sambil berkebun di Intu Lingau.

Permintaan MLK inilah, ibu korban mengizinkan. Namun, katanya sebentar tak kunjung kembali rumah korban. Waktu terus berlalu, tetapi Ailen tak kunjung pulang.

Kecurigaan mulai muncul saat keluarga mencoba mencari ke berbagai tempat, termasuk rumah kos MLK di Kecamatan Linggang Bigung juga tidak ditemukan.

Fery, kakak korban, langsung panik. Langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Kubar. Sehari-hari, MLK kerap datang ke rumah keluarga korban untuk mengecas ponsel. Selama ini, tak ada gelagat mencurigakan yang ditunjukkannya. Namun, setelah peristiwa ini, keberadaan MLK tak terlacak. Ini menimbulkan kecurigaan besar. Apakah memang berniat membawa lari korban, atau ada etiket negatif lainnya bakal terjadi. (rud/KP)

Exit mobile version