Hukum  

Sungai Kedang Pahu Meluap, Bentian Banjir, Muara Beloan Banyak Ruginya

LIMBAH KAYU : Air pasang membuat banyak limbah kayu yang menutup alur Sungai Beloan di bawah Jembatan Pelangi Merah Putih. Warga membersihkan limbah kayu yang memganggu perahu nelayan warga.

Long Bagun, KALTIM PERS – Kondisi air Sungai Mahakam di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) sudah surut. Kini tinggal air kiriman ke hilir Sungai Mahakam atau sejumlah kecamatan di Kutai Barat (Kubar). Meski hujan masih terjadi hampir setiap hari.

AIR SURUT: Debit air di Sungai Mahakam di Kecamatan Long Bagun, Kabuoaten Mahulu air sudah surut.

Namun sejumlah kawasan pemukiman di bantaran Sungai Kedang Pahu, anak Sungai Mahakam air justru masih naik. Bahkan di Kampung Dilang Putih, ibu kota Kecamatan Bentian Besar sudah terjadi banjir, sejak Senin (27/01/2025). Kawasan terendam banjir di RT 1 dan RT 3 merendam rumah warga. Sementara air pasang di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu air sudah merendam jalan akses dari dan ke Sendawar, ibu kota Kabupaten.

Yang merugi dampak air naik adalah dialami sejumlah budidaya ikan keramba di Kampung Muara Beloan. Banyak ikan patin di dalam keramba mati. Warga menduga akibat adanya kiriman air dari hulu Sungai Kedang Pahu. Dimana muara Sungai Kedang Pahu adanya sejumlah perusahaan tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit. Atau limbah beracun dari pihak lainnya. “Kami sering di sini (Muara Beloan) kalau air naik pasti banyak ikan yang dipelihara di dalam keramba banyak yang mati. Ini setelah diketahui air kiriman dari Sungai Kedang Pahu yang masuk ke Sungai Beloan,” kata Tabri, warga Muara Beloan.

Ikan yang mati ini jumlahnya ratusan ekor. Bahkan hampir terjadi setiap hari. Kondisi ini akan merugikan warga yang melakukan budidaya ikan di dalam keramba.

Kepala Kampung Muara Beloan, Rudy Suhartono membenarkan dampak air naik di Kampung Muara Beloan. Tidak saja merugikan nelayan yang melakukan budidaya ikan keramba jenis patin. Melainkan juga akses jalan ikut terendam air. Warga yang memelihara ikan banyak merugi. “Sehingga sangat layak jika pemerintah lebih memperhatikan penyebab kematian ikan ini. Diperlukan penelitian secara ilmiah, untuk diketahui kepastiannya penyebab kematian ikan,” kata Rudy.

Sedangkan jalan akses terputus akibat air naik, dia berharap kepada Bupati Kubar yang terpilih dan pemerintah provinsi untuk lebih memperhatikan akses dari dan ke Kampung Muara Beloan. Karena Muara Beloan sebagai penghasil ikan air tawar terbesar di Kubar ini namun terkendala memasarkan ikan karena kondisi jalan yang tidak memadai. “Sementara warga Muara Beloan yang berpenduduk 213 kepala keluarga dan 575 jiwa tidak ada penghasilan lain selain perikanan,” terangnya. Bertani lahannya adalah rawa dan kerap direndam air berbulan-bulan. (rud/KP)

Exit mobile version