28 Ekor Pesut Mahakam Mati, RASI : Bahayakan Kesehatan Konsumsi Ikan Diracun

PADAT LALU LINTAS : Tingginya insensitas angkutan produksi batu bara di Sungai Mahakam membuat pesut terganggu dan meninggalkan Kubar. Bahkan ponton sudah tidak mengindahkan aturan. Meskinya jarak 2 km per ponton dan harus posisi di tengah sungai sudah banyak yang dilanggar.

Sendawar, KALTIM PERS – Pesut Mahakam (Orcaella Brevirostris) terancam punah. Hingga 2024 lalu masih tersisa 60 ekor, sementara hingga 2005 masih ada 88 ekor. Artinya ada 28 ekor yang sudah mati. Jika hal ini tidak menjadikan perhatian pemerintah, bukan tidak mungkin Pesut Mahakam yang menjadi ikon klub bola dan tugu di Samarinda, ibu kota Kaltim akan tinggal cerita memilukan.

Yayasan Konservasi RASI merilis penyebab kematian Pesut Mahakam tertinggi atau 70 persen akibat terjaring rengge atau alat tangkap nelayan, 8 persen terkonsumsi racun dari ikan yang mati diracun, 7 persen tertabrak kapal dan 5 persen kematian akibat melahirkan serta penyebab lainnya.

Untuk menyelamatkan Pesut Mahakam ini, Yayasan Konservasi RASI melakukan sosialisasi bertajuk, “Rencana Presenvasi dan Pengelolaan Habitat Penting Pesut Mahakam dan Sumber Daya Ikan Berbasis Masyarakat,”. Di Kutai Barat (Kubar) dipusatkan di Kecamatan Muara Pahu dan Penyinggahan. Kegiatan yang meliputi 18 kampung akan menjadikan daerah target berbasis konservasi (OECM/Other Effective area based Conservation Measures) dengan harapan adanya aturan, pengelolaan kawasan yang aman bagi masyarakat dan lingkungan.

Ke-18 kampung itu, wilayah Kecamatan Muara Pahu (Tepian Ulaq, Sebelang, Teluk Tempudau, Muara Baroh, Tanjung Laong, Tanjung Pagar, Muara Beloan, Gunung Bayan, Dasaq, Jerang Melayu, Mendung,dan Jerang Dayak). Selanjutnya, 6 kampung di Kecamatan Penyinggahan (Penyinggahan Ulu, Penyinggahan Ilir, Tanjung Haur, Minta, Loa Deras dan Bakung).

SEMANGAT : Peserta sosialisasi Pesut Mahakam diikuti para kepala kampung se-Kecamatan Muara Pahu di BPU Muara Pahu, Senin (30/6/2025).

Adapun konsep OECM adalah kawasan yang ditetapkan secara geografis selain kawasan lindung yang diatur dan dikelola mencapai hasil jangka panjang. Kegiatan inipun tidak hanya diperlukan penyediaan pakan bagi Pesut Mahakam. Melainkan masyarakat yang bergantung dari hasil perikanan.

BISA KANKER

Penyebab lain yang membuat Pesut Mahakam mati selain racun juga sampah. “Kami pernah menemukan pesut yang mati. Setelah dibedah perut pesut itu diduga terkonsumsi racun pada ikan yang mati diracun, ada juga sampah plastik dan popok bayi,” ungkap Novi dari Yayasan Konservasi RASI. Racun ini terindikasi ketika ada pihak yang tidak bertanggung jawab menebarkan racun ikan di perairan. Celakanya, tidak saja ikan yang mati melainkan juga Pesut Mahakam. “Racun yang dikonsumsi ikan ini jika kembali ikannya dikonsumsi masyarakat akan memiliki dampak buruk kesehatan warga,” terangnya. Ikan yang diracun itu, membuat masyarakat berdampak penyakit kanker dan lainnya. Hal ini tentunya jangan dibiarkan agar semua pihak bertindak.

Belum lagi masih adanya illegal fishing berupa setrum ikan. Membuat perkembang biakan ikan di sungai akan terancam punah. Padahal ikan, udang dan lainnya tidak saja untuk manusia melainkan juga Pesut Mahakam.

Kegiatan ini dihadiri pihak Yayasan Konservasi RASI, Sekretaris Dinas Perikanan Kubar Jakaria, Nur Adha Kasi Trantibum Kantor Camat Muara Pahu dan para petinggi se-Kecamatan Muara Pahu dilaksanakan di BPU Muara Pahu, Senin (30/6/2025). Kemudian, Kecamatan Penyinggahan, Selasa (1/7/2025). (rud/KP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *