DIBUAT IKAN ASIN : Ikan patin yang masih dihidup dan baru saja mati dibuat ikan asin. Namun sebagian besar ikan mati yang sudah mati beberapa jam dan membusuk terpaksa harus dibuang
MEDIAOKE, KALTIM PERS – Diperkirakan puluhan ton ikan patin budidaya keramba di Kampung Muara Ohong, Kecamatan Jempang, Kutai Barat mati mendadak, Kamis (31/11/2024). Kerugian dari 230 kepala keluarga yang melakukan budidaya ikan patin keramba, ditaksir mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah.

Untuk memastikan penyebab kematian ikan patin, telah dilakukan pengambilan sampel air dan ikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim bersama Dinas Perikanan Kutai Barat, Sabtu (2/11/2024). Untuk ikan patin yang mati informasi dari DKP Kaltim akan dibawa ke Surabaya untuk diketahui apa penyebab kematian ikan patin secara mendadak tersebut,” kata Aliansyah, Kepala Kampung Muara Ohong, Kecamatan Jempang, Sabtu (2/11/2024). Aliansyah menambahkan, tidak saja ikan patin yang mati. Termasuk tidak seberapa banyak adalah jenis ikan lainnya. Seperti ikan toman, lele dan sebagian juga ikan gabus (haruan).

SAMPEL IKAN : Petugas dari DKP Kaltim mengambil bagian dari ikan patin yang mati untuk di cek penyebab kematiannya.
Adapun penyebab kematian ikan, untuk dugaan sementara berasal dari kondisi air yang pekat keluar dari hulu anak Sungai Biuku. Air anak sungai itu diduga ada limbah dari perusahaan. Dugaan sementara air limbah dari pertambangan batu bara atau perkebunan kelapa sawit. Namun penyebab pastinya masih menunggu hasil dari DKP Kaltim.

SAMPEL AIR : Air yang diambil oleh warga menggunakan botol bekas air mineral tampak warnanya pekat seperti tercampur minyak oli. Hitam pekat. (foto kanan), sampel yang diambil menggunakan jerikan oleh DKP Kaltim.
Kematian ikan patin budidaya keramba di Muara Ohong ini, kata Aliansyah, sangat mengejutkan warga. Berawal dari beberapa pemilik keramba yang menemukan ikan patin mati mendadak. Dengan sigap warga yang lainnya mengecek ikan patin di dalam keramba. Ikan patin yang masih hidup, segera melarikan keramba ke kawasan perairan lainnya atau menjauh dari alur anak Sungai Biuku. Namun ada pula yang harus segera, memanen ikan patin. “Terpaksa harus menjualnya dengan harga sangat murah. Yakni Rp 10 ribu per kg ikan patin. Ini dilakukan warga agar tidak merugi besar,” terangnya. Sedangkan, ikan yang sudah mati dan membusuk dibuang begitu saja. Ada pula ikan patin yang baru saja mati, masih bisa dimanfaatkan untuk dibuat ikan asin.
Sementara itu Kepala Kampung Muara Beloan Rudy Suhartono mengingatkan kepada nelayan di Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu untuk rutin mengecek budidaya perikanan keramba masing-masing. Meski jarak Kampung Muara Ohong ke Muara Beloan cukup jauh. Tapi tetap menjadi kewaspadaan. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan ikan di dalam keramba, jika kondisi ikan mengkhawatirkan. Jika ada gejala mengarah kepada kematian ikan, untuk segera menyelamatkan atau menanennya sebelum mati dan membusuk. “Ini hanya sekadar antisipasi saja,” kata Rudy.

MASIH AMAN : Budidaya ikan patin keramba di Kampung Muara Beloan masih terlihat aman dan terus dipantau warga kondisi perkembangan ikannya.
Walaupun hasil koordinasi dengan Kepala Kampung Muara Ohong Aliansyah, bahwa kematian mendadak budidaya ikan keramba di Muara Ohong, tidak mengancam kampung lainnya. Karena kematiannya ada kaitan dengan sumber air yang mengalir dari anak Sungai Biuku di Kampung Muara Ohong. (adv/diskominfo/rud/KP)