KUBAR, KALTIM PERS- Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-17 di Kecamatan Penyinggahan, Kutai Barat (Kubar) diagendakan 2025, belum kunjung dilaksanakan. Terkait efisiensi anggaran, hingga kini kapan dilaksanakan belum jelas.
Namun ada sejumlah pihak yang mengaku kecewa. Hal ini disebabkan, potensi usaha percetakan di Kubar diabaikan. Justru pihak Event Organizer (EO) MTQ dari Kutai Kartanegara (Kukar), malah sudah mencetak di Tenggarong, bukan di Kubar.
Pembina Kubar Printing, Rudy Suhartono mengatakan, secara lisan sudah bertemu dengan Ade Asmara, selaku perwakilan EO MTQ, di Kecamatan Penyinggahan, beberapa bulan lalu. Pertemuan ini, setelah koordinasi dengan Camat Penyinggahan agar percetakan bahan MTQ melibatkan usaha percetakan di Kubar. Permintaan itu disetujui Camat Penyinggahan Gusti Muhammad Fadli, dengan menyarankan berkoordinasi dengan Perwakilan EO MTQ. “Silakan saja pak berkoordinasi dengan pihak Ade (Perwakilan EQ MTQ),” kata Rudy menirukan pernyataan Camat Penyinggahan.
Dari koordinasi lisan bersama Ade Asmara, siap untuk disampaikan kepada EQ yang berkendudukan di Tenggarong. “Kita awalnya senang. Bahkan, kami juga siap pola kerja samanya bagaimana. Terkait pembayaran bisa setelah ada pencairan dari Pemkab Kubar. Demikian pula soal harganya. Intinya kami dilibatkan lah,” tegasnya.
Namun yang membuat kecewa, hasil konfirmasi kepada Ade Asmara perwakilan EQ MTQ melalui WhatsApp (WA), Senin (13/10/2025) hari ii. Ternyata pengakuan Ade Asmara, bahan percetakan MTQ sudah dikerjakan di percetakan di Tenggarong. Hal inilah yang membuat kecewa. Cara ini mengabaikan usaha percetakan di Kubar.
Perwakilan EQ MTQ, Ade Asrama kembali menjanjikan, akan ada bahan yang harus dikerjakan Kubar Printing. Masih ada yang belum dikerjakan dari percetakan di Tenggarong. Tapi sebagian sudah dicetak semua.
Sementara itu, Erik Viktory, selaku Pelaksana tugas (Plt) Asisten I Setkab Kubar menyayangkan jika pelaku usaha di Kubar diabaikan. Karena pelaksanaan MTQ juga dapat memberikan dampak ekonomi bagi warga Kubar. Terkhusus usaha percetakan asal Kubar tadi. “Jadi uangnya bisa dibelanjakan di Kubar, bukan dibawa ke luar daerah/Kukar,” kata Erik yang membawahi bagian MTQ. Terkait hal itu, dia menyarankan, agar pihak EQ MTQ bisa membicarakan dengan sebaik-baiknya dan bukan mengabaikan begitu saja bersama Kubar Printing.
Soal anggaran MTQ di Penyinggahan, Erik yang juga Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kubar belum mengetahui. “Kalau soal berapa besar biaya pelaksanaan MTQ saya belum tahu. Nanti saya cek lagi. Yang pasti ini dana hibah dari Pemkab Kubar,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kubar, A Johan Marpaung juga turut prihatin dibatalkannya percetakan Kubar Printing pada MTQ di Penyinggahan. “Ya, setidaknya melibatkan usaha lokal (Kubar) lah,” kata Johan. Namun dia pun masih belum dapat memastikan pelaksanaan MTQ ke-17 di Penyinggahan tahun 2025 ini. Karena sampai sekarang belum ada kepastian tanggal pelaksanaannya. Demikian juga soal besaran anggaran untuk kegiatan MTQ tersebut. “Saya memang belum dapat berbuat apa-apa terkait MTQ ini. Karena anggaran belum turun. Apalagi uangnya belum diterima. Jadi kami tidak mau ambil risiko. Jangan sampai nanti MTQ menimbulkan utang di sana dan sini,” singgungnya.
Ditanya, jika anggaran belum pasti sementara pemerintah pusat meminta efesiensi anggaran? Apakah MTQ bisa dibatalkan atau diundur tahun depan. Johan juga belum dapat memberikan komentar terlalu jauh. (rud/kp)












