Suka Duka Wartawan Perintis, Kini Kubar Sudah Usia Dewasa  

BUAH KERJA ISMAIL THOMAS : Taman Budaya Sendawar (TBS), mirip Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. Berbagai etnis terpusat di TBS yang dibangun era Bupati Ismail Thomas-Didik Efendi. TBS tempat pelestarian seni budaya Kubar. Bupati Frederick Edwin (kanan) mendampingi Gubernur Kaltim Rudy Masud pembukaan Peda Kaltim 2025 (foto kanan). Warga berbagai etnis melakukan pertunjukkan seni budaya di TBS.

Tidak terasa sudah, usia Kabupaten Kutai Barat (Kubar) memasuki ke-26 tahun, sejak 5 November 1999 hingga 5 November 2025. Usia yang sudah dibilang dewasa. Tidak saja banyak pembangunan yang dirasakan warga. Melainkan juga jadi catatan sejarah, bahwa Kubar telah melahirkan kabupaten baru yakni Mahakam Ulu (Mahulu).

Berikut catatan Rudy Suhartono, kilas balik berdirinya Kubar memisahkan diri dari Kabupaten Dati II Kutai (kini, Kutai Kartanegara/Kukar).

LUAS wilayah Kubar 20.384,6 kilometer persegi. Ini setelah terpisah dari Mahulu. Dulunya, 33.052 kilometer persegi. Kubar meliputi 16 kecamatan, 190 kampung ditambah 4 kelurahan. Jumlah penduduk 180.300 jiwa.

Dasar berdirinya Kubar, UU No. 47 Tahun 1999. Dimekarkan bersama, Kabupaten Kutai Timur, Nunukan, Malinau serta Kotamadya Bontang.

Sekilas tentang Kubar.  Sebenarnya, banyak suka dan dukanya. Kondisi ini telah menjadikan catatan tak semuanya dipublikasikan. Tapi ada pula sisi layak dikonsumsi publik. Kala itu, saya selaku Wartawan Surat Kabar Harian (SKH) Manuntung. Nama koran yang terkenal di era tahun 1990an hingga tahun 2000an ini berubah nama jadi Kaltim Post. Ini setelah menjadi anak perusahaan Jawa Pos terpusat di Surabaya.

Saya bertugas di SKH Manuntung, menulis berita tentang Samarinda dan Kukar. Sebagian  wilayah Hulu Mahakam (Kubar sebelum berdiri). Jadi wartawan perintis bertugas di Kubar sejak 1999, tidak mudah. Kala itu serba terbatas tanpa jaringan internet. Mengirim berita mengunakan Faksimile. Setelah berita diketik menggunakan mesin tik. Kalau salah ketik ulang lagi. Karena tidak semudah sekarang menggunakan komputer. Untuk mengirim fotopun setelah difoto momen/gambar menjadi bahan berita lalu dikirim ke redaksi di Samarinda melalui kapal motor Sungai Mahakam. Berita plus foto terpaksa terbit sehari atau dua hari kemudian. Inilah kenangan sulitnya kinerja kuli tinta (sebutan wartawan) dalam membuat liputan di daerah yang serta terbatas.

FOTO: IST.
NARASUMBER: Rudy Suhartono (tiga kanan) memberikan masukan kepada insan pers di Kantor Diskominfo Kubar.

Meski demikian tetap semangat bekerja sebagai wartawan sendirian di Kubar. Tidak sebanyak sekarang, Bahkan banyak pula berbagai media online. Walapun sulit, tetap syukur. Selama menjadi wartawan pernah membuat liputan setahun pasca Tsunami di Aceh. Belasan korban tewas tambang emas warga di Kampung Kelian, PT. Kelian Equatorial Mining (KEM). Aksi perampokan dan pembunuhan di Gunung Tabai, Kecamatan Sekolaq Darat. Sejumlah liputan lainnya di Kubar. Sejak 2023, saya kembali memimpin media online Kaltim Pers yang bisa diketahui setiap hari, klik mediaoke,id. Untuk pembaca atau masyarakat yang tidak bisa online, karena jaringan internet yang lelet atau Blank spot internet. Kini, Kaltim Pers tengah menyiapkan membuat media cetak, bulanan layaknya majalah nasional. Terbit perdana, awal Oktober 2025. Pengemasan berita tetap menarik dibaca. Selalu ada yang baru, meski bulanan.

FOTO: IST
JADI WISATA: Meski bencana yang memilukan. Namun tetap saja ada hikmahnya. Kapal PLTD Apung terseret dari tengah laut ke pemukiman warga. Justru, kini jadi wisata sekaligus saksi bisu mengenang bencana Tsunami Aceh tahun 2004.

Kembali ke pemekaran, sejalan waktu, Menteri Negara Otonomi Daerah periode 1999-2000, Profesor Muhammad Ryaas Rasyid memberikan peluang pemekaran daerah. Saat itulah, sejumlah liputan mulai menjurus kepada perjuangan berdiri kabupaten baru. Apalagi kala itu, maraknya sejumlah daerah usulkan pemekaran. Saya mulai mengarah kepada pemberitaan pemekaran. Dengan narasumber sejumlah anggota DPRD Kaltim. Kemudian menjurus kepada Bupati Kutai, kala itu dijabat Almarhum H Syaukani HR. Berita pemekaran terus menjadi bulan-bulanan.

Langkah inipun ternyata bukan bertepuk sebelah tangan. Sejumlah masyarakat di daerah lain di Kaltim juga mengelorakan pemekaran. Terlebih, di wilayah Kubar. Intinya, ”sepakat” harus menjadi kabupaten/kota yang baru. Tekad saya semakin bulat. Perjuangan semakin kuat. Apalagi sejumlah tokoh masyarakat di Melak, Barong Tongkok dan sekitarnya juga sangat merindukan pemekaran Kutai. Selain wilayah Kutai luas. Kemudian jauh dari sejumlah kecamatan yang menjadi bagian pemekaran. Akhirnya, pemerintah pusat merepon pemekaran itu.

Tapi masalahnya, bukan berhenti di pemekaran. Ternyata penetepan ibu kota Kubar pun terjadi tarik menarik. Tokoh masyarakat Melak beringinan ibu kota kabupaten di Melak. Mengusulkan, lahan kosong sekitar Puskesmas Melak. Kini menjadi pemukiman perumahan Korpri. Demikian tokoh masyarakat Barong Tongkok mendesak ibu kotanya di Barong Tongkok. Padahal keduanya hanya berjarak sekitar 19 kilometer.

Luapan rebutan ibu kota inipun terlihat ketika kedatangan tim pemekaran tergabung dari pejabat pusat, provinsi dan pemkab Kutai. Saat pesawat mendarat di Bandara Melak (kini Melalan Sendawar) jadi desakan warga untuk meminta menjadi ibu kota kabupaten. Di Barong Tongkok maupun di Melak. Ketika rombongan menggunakan bus ke Melak diminta harus juga meninjau lokasi ibu kota di Barong Tongkok. Kedua kecamatan itu sama-sama berharap merindukan ibu kota kabupaten. Tak lain ingin lebih dekat mendapatkan pelayanan pemerintah.

Menyikapi hal itu, akhirnya pemerintah pusat menyerahkan penetapan ibu kota di tangan Pemerintah Kutai. Selang beberapa bulan, dilakukan pertemuan menghadirkan tokoh masyarakat Kecamatan Melak dan Barong Tongkok ke Tenggarong. Dimediasi oleh Bupati Kutai Almarhum H Syaukani HR.

Akhirnya, ditetapkan ibukota Kutai Barat di Sendawar atau di tengah-tengah antara kedua kecamatan tersebut. Kawasan Sendawar, sekitar 9,5 kilometer dari Melak dan dari Barong Tongkok. Kini kawasan itu menjadi pemekaran Kampung Sendawar, Kecamatan Barong Tongkok.

Tongkat kepemimpinan Kubar pertama oleh Rama A Asia sebagai Penjabat Bupati Kubar. Putra asli Kubar dilantik di Jakarta pada 12 Oktober 1999. Sebelum bertugas di Kubar, saya menemui Rama A Asia di Samarinda. Kala itu, menjabat sebagai kepala Dinas Penanaman Modal Kaltim (kini, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kaltim). “Saya yang akan menjadi Pj Bupati Kubar,” kata Rama A Asia menyambut baik kedatangan saya di ruang kerjanya di Jalan Basuki Rahmat Samarinda. Sejurus itupula, saya pun mengungkapkan, bahwa telah mendapatkan tugas sebagai wartawan SKH Manuntung di Kubar. Perkenalan singkat itu jadi panjang. Saya dibawa ke rumah di kompleks perumahan dekat Mal Lembuswana, Samarinda. Di sana banyak cerita tentang Kubar. Tak hanya di situ. Kamipun kerap melakukan perjalanan ke Kubar. Menempuh perjalanan darat dari Samarinda ke Kecamatan Kota Bangun, Kukar. Dilanjutkan charter longboat ke Melak. Jalan darat Samarinda-Kubar belum sebaik sekarang.

FOTO; IST
PUSAT PEMERINTAHAN : Kantor Bupati Kubar yang menjadi satu hamparan dengan kantor SKPD.

DUA SOSOK, PONDASI PEMKAB KUBAR

Mengawali kinerjanya, Rama A Asia menempati bekas Kantor Pembantu Wilayah Melak di Jalan Jederal Sudirman. Kini menjadi Markas Brimob dan pernah digunakan sebagai Kantor Dinas Perhubungan Kubar. Posisinya dekat Puskesmas Melak. Selan beberapa bulan, melantik aparatur eselon II dan III pada tanggal 5 November 1999 di Kubar.

Kemudian, membentuk disusul pelantikan Lembaga Legislatif, 15 Desember 2000. Drs. Y Juan Jenau, MBA sebagai ketua DPRD Kubar pertama. Berjalan waktu, dilakukan pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Akhirnya pasangan Rama A Asia dan Ismail Thomas (bupati dan wakil bupati Kubar) pertama periode 2001-2006.

Bupati dan wabup definitif, banyak keinginan warga perlu adanya penetapan hari jadi Kubar. Pada 3 November 2001, menyepakati seriap tanggal 5 November sebagai hari jadinya Kubar. Diperkuatkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2002 tertanggal 04 November 2002.

Dalam roda pemerintahan, roda pemerintahan terus dilakukan. Berbagai pembangunan dan pelayanan bagi masyarakat. Namun kala itu ada tugas berat, untuk membangun pusat perkantoran Pemkab Kubar. Karena kondisi kawasan Sendawar sulit dilakukan pembukaan perkantoran satu hamparan. Pemkab membentuk panitia bertugas khusus untuk menyediakan lokasi perkantoran. Hal ini sesuai Surat Keputusan Bupati Kutai Barat tertanggal 11 Juni 2001, Nomor : 004.1/K.049/2001 Tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah Pembangunan untuk pelaksanaan Pembangunan Ibu Kota Kabupaten Kutai Barat Sendawar diketuai Ismail Thomas. Tugas khusus, menyiapkan Tata Ruang untuk Pembangunan Kutai Barat : kantor DPRD, Kantor Dinas/Instansi dan Rumah Pejabat Pemerintah Daerah.

Setelah menempuh berbagai upaya dari beberapa alternatif, akhirnya melalui Kepala Dinas Pertanian Kubar Almarhum Ir. Syahruni dan Kepala Dinas Pertanian Kaltim Ir. H. Sofyan Alex bersepakat melalui Berita Acara Penyerahan secara tertulis untuk lahan pertanian seluas 35 Ha. Lahan ini berada di wilayah Kelurahan Simpang Raya (kantor bupati sekarang).

Karena masih keterbatasan lahan, memperoleh lahan dari sejumlah warga masyarakat selaku pemilik lahan di sekitar kawasan pertanian tersebut. Tambahan lahan dari warga 100 ha. Totalnya menjadi 135 ha. Lahan itu dibagi 84 ha sebagai hutan kota dan 51 ha lokasi perkantoran Pemkab Kubar.

Akhirnya status Kecamatan Barong Tongkok sebagai pusat pemerintahan. Kecamatan Melak sebagai kota pelabuhan atau perekonomian. Kala itu sih.

Ismail Thomas

ISMAIL THOMAS PALING LAMA

Mengawali Pilkada di Kubar, periode 2001-2006 melalui dukungan DPRD Kubar. Saat itu, pasangan Rama A Asia dan Ismail Thomas (Bupati dan Wakil Bupati) unggul. Kemudian, pilkada berikutnya, tongkat estafet dimenangkan oleh Bupati Kubar Ismail Thomas dan Didik Effendi mengalahkan Rama A Asia berpasangan dengan Encik Mugnidin. Ismail Thomas-Didik Effendi (THD I) menjabat 2006-2011. Berikutnya, THD 2 kembali menang menjabat periode 2011-2016.  Dari catatan jabatan tadi, Ismail Thomas, yang  paling terlama. Yakni satu periode menjabat Wakil Bupati bersama Rama A Asia dan dua periode menjabat Bupati Kubar bersama Didik Effendi.

Kemudian, periode 2016-2020 dijabat FX Yapan dan Edyanto Arkan. Kekosongan jabatan diisi oleh Syirajudin sebagai Penjabat Bupati Kubar dari pejabat Pemprov Kaltim. Syirajudin menjabat 26 September sampai 5 Desember 2020. Dilanjutkan hasil Pilkada, FX Yapan dan Edyanto Arkan terpilih kembali periode 2021-2025. Selanjutnya, Bupati Frederick Edwin dan Nanang Adriani terpilih periode 2025-2030. Frederick Edwin adalah putra kedua dari Pasangan Ismail Thomas-Lucia Mayo.

Semoga ketiga pasangan kepala daerah yang membangun Kubar, semakin maju dan berkembang. Tak tertinggal warganya sejahtera. Selamat dan Sukses HUT ke-26 Kutai Barat, semoga semakin jaya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *