Ada Apa di Ledok Sambi, Padahal Cuma Kawasan Tebing Bebatuan, Air mengalir dan Persawahan

foto:IST MAGNIT WISATA : Kawasan yang awalnya sawah dan tebing diolah menjadikan wisata alam yang menakjubkan. Justru kawasan ini menjadi terkenal dan banyak pengunjung serta menjadikan peningkatan ekonomi warga yang menjajakan makanan ringan bagi pengunjung.

Kawasan yang dianggap tidak berguna justru menjadi tantangan disulap menjadi destinasi wisata. Contoh di Desa Sambi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Jaraknya, sekitar 10,98 km atau sekitar 21 menit dari pusat kota Yogyakarta. Berikut tulisan Rudy Suhartono menyertai studi tiru destinasi wisata di Kabupaten Sleman, 25 September 2025.

Padahal di Kubar banyak kawasan yang dapat dikemas menjadi destinasi wisata. Kenapa harus jauh-jauh. Namun kedatangan ke Ledok Sambi dapat dijadikan pelajaran memanfaatkan alam yang tak berguna menjadi menghasilkan. Dapat mencontoh Ledok Sambi. Hanya berawal dari warung kopi sederhana lantas dibahas bersama lalu diwujudkan. Kawasan lembah di Desa Sambi, Kecamatan Pakem. Ledok Sambi, diambil dari bahasa Jawa, “Ledok” artinya lembah, dan “Sambi” adalah nama desa tersebut. Mengandalkan alam yang indah dibelah alur anak sungai bebatuan dan tebing batu dinding. Cuma itu saja. Namun sejak 2004 sepakat dijadikan lokasi piknik dan rekreasi. Meski awalnya berat, namun menjadikan magnit wisata menghabiskan akhir pekan di situ. Melihat potensi ini, akhirnya kawasan Ledok Sambi, diresmikan sejak 1 Juli 2020 atau lima tahun lalu menjadi salah satu destinasi wisata tambahan di Kabupaten Sleman.

Yang dipatut ditiru adalah konsep marketingnya. Pengunjung tertarik karena tidak ada biaya masuk atau tiket berwisata di kawasan itu. Kecuali hanya biaya parkir kendaraan. Namun kenyataannya, pengunjung akan disuguhi berbagai kuliner. Pasti tertarik. Jika sudah merasa betah di situ. Pasti perut bakal lapar dan haus. Saat itulah kita mengeluarkan isi dompet mencari makanan. Lalu pengunjung mengeluarkan menikmati kuliner yang sudah tersedia. Suka tidak suka harus bayar. Habis makan mata ngantuk pula. Disediakan sewa tikar atau tempat berbaring sejenak. Mau salat pun sudah disiapkan musala. Untuk kamar mandi dan toilet cukup banyak disediakan dengan air bebatuan yang sangat dingin. Tak cukup disitu. Pengunjung pun menghabiskan waktu dengan menikmati wahana yang disediakan pihak pengelola.

Ada sejumlah permainan yang ditawarkan. Yakni permainan jenis pistol mainan yang menembakkan bola-bola gel kecil penyerap air atau disebut Gel Gun. Kemudian, RC Car singkatan dari radio control car. Yaitu permainan mobil mainan dioperasikan menggunakan remote control.

Paintball atau permainan simulasi pertempuran dan olahraga rekreasi dimana pemain menggunakan marker atau senjata khusus untuk menambakkan bola-bola berisi cat. Flying Fox adalah wahana permainan dan olahraga esktrem seseorang meluncur dari ketinggian melalui sebuah sling baja gunakan katrol atau tali pengaman. Masing-masing dari permainan tersebut dikenakan biayanya Rp 25 ribu per orang. Berikutnya, Archery atau olahraga menggunakan busur untuk menembakkan anak panah dan dikenakan biaya Rp 10 ribu per orang.

Contoh biaya lainnya kegiatan Outbound atau belajar dan pelatihan di luar ruangan seperti permainan, tantangan serta aktivitas interaktif mengembangkan keterampilan individu atau kelompok. Pilihan paketnya, Outbound Half Day Rp200 ribu per orang termasuk 1 kali makan, Outbound & Camping 2D1N: Rp300 ribu 3 kali makan, Outbound Anak (TK/SD) Rp150 ribu 1 kali makan, Outbound Remaja (SMP/SMA) Rp175 ribu 1 kali makan.

JADI PILIHAN : Tampak kawasan Ledok Sambi dilengkapi berbagi fasilitas yang dibelah sungai bebatuan dengan air yang dingin.

Wisata Ledok Sambi buka setiap hari dimulai pukul 09.00 sampai 16.30 WIB khusus untuk tujuan wisata. Sama halnya dengan fasilitas outbound, pengunjung bisa datang ke lokasi dari pukul 07.00-17.00 WIB. Berbeda dengan camping yang mana pengunjung akan bermalam, sehingga wisata dibuka selama 24 jam.

Destinasi wisata inipun menjadi tujuan peserta bimtek pembekalan perangkat kampung se-Kecamatan Muara Pahu, Kamis (25/9/2025). Camat Muara Pahu Mauliddin Said yang menyertai kunjungan wisata tersebut menyampaikan respon positif kepada Pusat Pelatihan dan Kajian Nusantara (PPKN) sebagai penyelenggara. ”Terima kasih PPKN yang telah memberikan peluang kepada semua peserta bimtek mendatangi destinasi wisata ini (Ledok Sambi),” kata Mauliddin.

Setidaknya, hasil dari kunjungan ini menjadikan pemikiran bagi pemerintah kampung untuk mengembangkan objek wisata di kampungnya masing-masing. Harapannya, bisa mendapatkan pendapan kampungnya nanti. (bagian pertama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *