Sendawar, KALTIM PERS – Ekonomi di Tanah Air tengah melesu. Kondisi ini sudah berlangsung sejak awal 2025. Sulitnya mendapatkan penghasilan, salah satunya diakui para sopir taksi. Tidak saja diakui di sejumlah jasa angkutan di Ibu Kota Jakarta. Melainkan juga di Surabaya bahkan hingga merambat ke Kaltim.
Memprihatinkannya, dampak menurunnya penghasilan dari para sopir taksi sudah ada beberapa pemilik jasa angkutan yang harus merugi. Bahkan, mobil yang digunakan untuk jasa angkutan telah disita oleh leasing (sewa guna usaha). Kondisi ini diakui sopir taksi di Kaltim. “Sudah ada beberapa orang pak mobilnya yang disita leasing. Karena tidak mampu membayar cicilan hanya mencapai Rp 7 juta per bulan,” ungkap Adi, sopir taksi Toyota Innova di Kubar, Minggu (24/8/2025). Pangkalan taksi pelat hitam di samping kantor Samsat Melak itu berjumlah sekitar 50 unit. Sebagian besar pemiliknya warga Samarinda. Sisanya warga Balikpapan dan Kubar. Mereka mencari penghasilan dengan membuka jasa angkutan rute Kubar-Samarinda dan Balikpapan.
Adi mengakui, sepinya jumlah penumpang ada beberapa hal. Pertama karena telah hadirnya angkutan speedboat Kubar-Samarinda. Selain itu, dibukanya penerbangan Kubar-Balikpapan. Kemudian taksi kapal motor Sungai Mahakam. Namun yang membuat terparah sepinya penumpang setelah hadirnya angkutan taksi Perusahaan Umum Milik Negara (BUMN) Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (DAMRI). “Bayangkan saja Damri, membuka jasa angkutan rute Samarinda-Kubar hanya Rp 200 ribu. Sementara taksi kami duduk di depan hingga Rp 450 ribu per orang. Jelas calon penumpang memilih taksi Damri,” terangnya.
Bukan tidak mungkin kata Adi, jumlah unit jasa angkutan di Kubar akan terus merosot atau gulung tikar. Jika tidak ada penambahan jumlah penumpang yang secara berkelanjutan.
Sementara itu, sejumlah sopir taksi di Jakarta dan Surabaya kepada wartawan media ini mengakui, serupa mengalami sepinya jumlah penumpang. “Sepi mas jumlah penumpang sekarang,” kata Slamet, sopir taksi online di Surabaya. (rud/KP)