Sendawar, KALTIM PERS – Jauhnya jarak tempuh jalur darat dari Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) ke Kutai Barat (Kubar), belum tiba terduga pelaku MLK di Mapolres Kubar, Rabu (05/02/2025) hingga pukul 09.16 wita. Karena jajaran Reskrim bersama anggota Polsek Damai yang menggunakan roda empat melintasi medan jalan yang rusak.
Tidak hanya itu harus melintasi lagi setelah Kalbar ke Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Ada ratusan kilometer yang harus dilintasi. Sehingga memerluka stamina atau fisik yang baik. Meski jajaran Polres Kubar sudah menargetkan, Rabu pagi sudah tiba di Mapolres Kubar. Namun kembali ditargetkan Rabu sore.
”Mudah-mudahan saja tidak ada kendala jalan yang rusak akibat hujan. Karena masih dalam perjalanan membawa terduga tersangka MLK hingga ke Mapolres Kubar,” kata Kapolres Kubar AKBP AKBP Boney Wahyu Wicaksono melalui Kasi Humas Polres Kubar, Ipda Sukoco, media ini.
![](https://mediaoke.id/wp-content/uploads/2025/02/image-4.jpeg)
Seperti diketahui, warga Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan sempat geger ditemukannya jenazah korban berinisial Aln (4), Kamis (30/01/2025) sekira pukul 12.20 wita. Posisi korban telentang di kawasan hutan bernama Lohuan, atau sekitar 1 kilometer dari rumah korban di pemukiman Kampung Intu Lingau. Jenazah korban ditemukan ayahnya sendiri atau sekitar 100 meter dari pinggir jalan semenisasi atau jalan umum.
Ditemukannya korban warga Kampung Intu Lingau ini, setelah dilakukan pencarian oleh warga bersama orangtua korban sejak dikabarkan hilang atau sehari sebelumnya pada Rabu (29/01/2025). Hilangnya korban dibawa seorang rekan ayah korban inisial MLK untuk membeli es.
![](https://mediaoke.id/wp-content/uploads/2025/01/KP-30-Jenazahoke.jpg)
Keterangan dari Polres Kubar, bahwa korban ditemukan di kawasan hutan Lohuan, Kamis (30/01/2025) sekira pukul 11.00 wita. Letak pastinya adalah di Jalan Temenggung Kamid RT 9, Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan. Lokasi itu ada areal kebun milik saudari berinisial ST. “Jenazah korban dibawa ke RSUD Harapan Insan Sendawar untuk dilakukan Visum Et Revertum untuk mengetahui penyebab kematian oleh Polsek Damai,” kata Sukoco.Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) oleh kepolisian tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh manusia.
![](https://mediaoke.id/wp-content/uploads/2025/02/Iklan-Oleh2-Khas-Muara-Beloan.jpg)
Informasi terbaru, bahwa pelaku membawa korban bukan dengan berjalan kaki. Melainkan menggunakan sepeda motor menjemput korban dikediamannya pada Rabu (29/01/2025) sekira pukul 11.30 wita. Dapat dipastikan, pelaku melarikan diri menggunakan sepeda motor usai memperkosa dan membunuh korban. Dengan sepeda motor itulah, kemungkinan besar melarikan diri kearah Kalteng dan menuju ke tempat asalnya di Sambas, Kalbar.
Estimasi jarak tempuh Kubar ke Kalteng 309 kilometer dan memakan waktu sekitar 4-5 jam. Terjauh dari Kalteng ke Sambas, Kalbar sekitar 600 kilometer atau memakan waktu sekira 12 jam. Jika benar pelaku melarikan diri ke Sambas, Kalbar. Maka posisi pelaku sudah berada di Sambas. Jika estimasi waktu melarikan diri oleh pelaku, setelah membunuh korban, Rabu (29/01/2025). Karena ini musim hujan karena akses jalan banyak yang rusak. Bisa jadi pelaku masih dalam perjalanan dengan menginap di beberapa lokasi.
ORANG DEKAT
Kepala Kampung Intu Lingau, Abed Nego bahwa asal orang tua warga Kalimantan Tengah (Kalteng). Namun sudah puluhan tahun dan sudah menjadi warga Intu Lingau. Sedangkan MLK dari warga Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar). Orangtua bersama sejumlah saudara korban sudah lama berdomisili di RT 13 Kampung Intu Lingau. Karena ada beberapa saudara korban menempuh pendidikan dan harus dekat dengan gedung sekolah. Akhirnya pihak keluarga korban menempati rumah Gembala yang kebetulan lama kosong di RT 11. Di situlah korban bersama beberapa saudara dan kedua orangtuanya bertempal tinggal hingga terjadinya kasus ini.
Sementara MLK memang bekerja dengan ayah korban sebagai pekerja kayu atau operator chainsaw. MLK berada di Intu Lingau sekitar 1 tahun dan tidak terdata sebagai penduduk Kampung Intu Lingau. MLK baru dikenal oleh keluarga korban, saat bekerja kayu di Kampung Intu Lingau. Kedekatan MLK dengan keluarga korban, karena kakak korban laki-laki menikah dengan warga dari Sambas, Kalbar. Kampung Intu Lingau berpenduduk hingga 2024 sebanyak 700 kepala keluarga dan 2.000 jiwa. Sekian persen, penduduknya pendatang dari Sambas, Kalbar.
Terkait kasus ini, Abed Nego mengimbau, agar warga tidak menyebarkan foto korban saat ditemukan. Karena kondisinya sangat memprihatinkan. Kemudian, semua warga untuk lebih berhati-hati terhadap anak-anaknya agar dapat menjaganya supaya tidak terulang kasus serupa lagi. Di samping itu, jangan main hakim sendiri jika ditemukan pelakunya. Namun lebih menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diproses hukum bagi pelakunya.
Dia menyebutkan, kasus serupa ini sudah terjadi di Intu Lingau kedua kalinya. Pertama sekira tahun 2016. Seorang anak perempuan juga diperkosa dan dibunuh. Namun pelakunya berhasil ditangkap.
SEMPAT DIVIRALKAN
Hilangnya korban pihak orangtua sempat melaporkan kepada pihak kepolisian perihal orang hilang. Tak hanya itu, pihak keluarga juga menyebarkan brosur dilengkapi foto dan identitas korban ke media sosial.
Informasi yang berkembang, bahwa hilangnya korban setelah dibawa oleh MLK untuk beli es, Rabu (29/1/2025) sekira pukul 11.00 wita. Pihak keluarga tidak menaruh curiga. Karena MLK sudah lama bekerja sebagai chainsaw dengan ayah korban. Sekarang ayah korban juga sambil berkebun di Intu Lingau.
Permintaan MLK inilah, ibu korban mengizinkan. Namun, katanya sebentar tak kunjung kembali rumah korban. Waktu terus berlalu, tetapi korban tak kunjung pulang.
Kecurigaan mulai muncul saat keluarga mencoba mencari ke berbagai tempat, termasuk rumah kos MLK di Kecamatan Linggang Bigung juga tidak ditemukan.
Fery, kakak korban, langsung panik. Langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Kubar. Sehari-hari, MLK kerap datang ke rumah keluarga korban untuk mengecas ponsel. Selama ini, tak ada gelagat mencurigakan yang ditunjukkannya. Namun, setelah peristiwa ini, keberadaan MLK tak terlacak. Ini menimbulkan kecurigaan besar. Apakah memang berniat membawa lari korban, atau ada etiket negatif lainnya bakal terjadi. (rud/KP)