Sekolaq Darat, KALTIM PERS- Warga sudah habis kesabarannya. Puluhan pohon kelapa sawit di tanam di tengah badan jalan poros di Kecamatan Sekolaq Darat, Kutai Barat (Kubar), Senin (20/1/2025) dimulai pagi.
Warga tidak akan memperbolehkan truk itu melintasi lagi. Sebelum ada aksi nyata dari perusahaan sawit. Yakni mulai aksi ini, perusahaan sawit harus sudah ada action di lapangan. Berupa menurunkan material dan alat berat. Untuk menutup atau memperbaiki badan jalan yang rusak berlubang.
Jika tidak ada. Maka tidak boleh truk Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit, beroperasi lagi. Ketua DPRD Kubar Ridwai mengaku, selama ini perusahaan hanya berjanji begini. “Kami akan perbaiki jalan yang rusak,” kata Ridwai. Namun itu hanya janji ketika dilakukan fasilitasi pertemuan. Namun realisasi di lapangan tidak ada perbaikan jalan rusak. Kekecewaan atas rusaknya jalan dan belum ada diperbaiki oleh perusahaan juga menjadi keluhan serupa oleh Kepala Adat Besar Kecamatan Sekolaq Darat, Yurang.
Menurut Ridwai, kerusakan jalan ini akibat menjadi lintasan truk CPO. Setidaknya ada 3 perusahaan yang aktif menggunakan jalan umum warga itu. Padahal klasifikasi jalan itu hanya kelas 3 atau maksimal 8 ton. Namun dilintasi truk bermuatan antara 25-26 ton. “Bagaimana kalau tidak rusak,” sebutnya. Akibat ini, warga sebagai pengguna jalan umum jadi terhambat dan rawan kecelakaan melintasi jalan rusak berlubang.

Kerusakan jalan tidak terpusat di Kampung Sekolaq Darat. Melainkan dari beberapa kampung di Kecamatan Sekolaq Darat. Yakni dari Jalan Kampung Sumber Bangun, Sekolaq Joleq, Sekolaq Darat. Kemudian dilanjutkan Kampung Sri Mulyo, Sekolaq Muliaq hingga ke Tugu Thomas Didik di Kelurahan Melak Ulu, Kecamatan Melak. “Penutupan truk CPO bukan bermaksud menghambat namun karena badan jalan sudah rusak berat dan parah sekali kerusakannya,” tegasnya.

Apalagi warga sudah tidak bisa menunda lagi mengizinkan truk sawit melintasi kecuali harus perbaikan segera. “Kami sudah bersurat tgl 8 Januari 2025 melalui Camat Sekolaq Darat. Supaya ada perbaikan tapi sampai hari ini, Senin (20/1/2025) tidak ada respon dari perusahaan,” katanya. (luk/rud/KP)