Nyuatan, KALTIM PERS – Warga Kampung Intu Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kutai Barat (Kubar) sempat geger ditemukannya jenazah berinisial Aln (4), Kamis (30/01/2025) sekira pukul 12.20 wita. Posisi korban telentang di kawasan hutan bernama Lohuan, atau sekitar 1 kilometer dari rumah korban di pemukiman Kampung Intu Lingau. Jenazah korban ditemukan ayahnya sendiri atau sekitar 100 meter dari pinggir jalan semenisasi atau jalan umum.

Ditemukannya korban warga Kampung Intu Lingau ini, setelah dilakukan pencarian oleh warga bersama orangtua korban sejak dikabarkan hilang atau sehari sebelumnya pada Rabu (29/01/2025). Hilangnya korban dibawa seorang rekan ayah korban inisial MLK untuk membeli es.
Kepala Kampung Intu Lingau, Abed Nego yang turut ke lokasi ditemukannya korban langsung mengontak Polsek Damai. Namun disarankan, agar posisi korban yang sudah tewas atas permintaan kepolisian jangan dipegang atau dirubah. Biarkan pihak kepolisian datang ke lokasi kejadian untuk dilakukan pemeriksaan. Sekitar 2 jam atau sekitar 14.00 wita kemudian, korban divakuasi oleh jajaran kepolisian dan langsung dibawa ke RSUD Harapan Insan Sendawar untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi korban. Di samping itu untuk mengetahui penyebab kematian korban. Untuk sementara korban tewas setelah diperkosa dan dibunuh diduga oleh MLK.

Orangtua korban adalah warga Kalimantan Tengah (Kalteng). Namun sudah puluhan tahun dan menjadi warga Intu Lingau. Sedangkan MLK dari Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar). Namun kedua orangtua bersama sejumlah saudara korban sudah lama berdomisili di Kampung Intu Lingau. Karena ada beberapa saudara korban menempuh pendidikan dan harus dekat dengan gedung sekolah. Akhirnya pihak keluarga korban menempati rumah Gembala yang kebetulan lama kosong. Di situlah korban bersama beberapa saudara dan kedua orangtuanya bertempal tinggal hingga terjadinya kasus ini. Sementara diduga MLK pelakunya namun belum ditemukan.
Sementara status MLK ini memang bekerja dengan ayah korban berstatus sebagai chainsaw. MLK berada di Intu Lingau sekitar 1 tahun dan tidak terdata sebagai penduduk Kampung Intu Lingau. MLK baru dikenal saat berada di Intu Lingau. Ini setelah istri kakak korban laki-laki menikah dengan warga dari Sambas, Kalbar. Kampung Intu Lingau berpenduduk hingga 2024 sebanyak 700 kepala keluarga dan 2.000 jiwa. Sekian persen, penduduknya pendatang dari Sambas, Kalbar.

Terkait kasus ini, Abed Nego mengimbau, agar warga tidak menyebarkan foto korban saat ditemukan. Karena kondisinya sangat memprihatinkan. Kemudian, semua warga untuk lebih berhati-hati terhadap anak-anaknya agar dapat menjaganya supaya tidak terulang kasus serupa lagi. Di samping itu, jangan main hakim sendiri jika ditemukan pelakunya. Namun lebih menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian untuk diproses hukum bagi pelakunya.
Dia menyebutkan, kasus serupa ini sudah terjadi di Intu Lingau kedua kalinya. Pertama sekira tahun 2016. Seorang anak perempuan juga diperkosa dan dibunuh. Namun pelakunya berhasil ditangkap.
Menyikapi pengejaran pelaku akan manjadi target pihak kepolisian. ”Kami masih menunggu informasi kasus ini dari Kapolsek Damai. Nanti hasilnya bagaimana akan kami informasikan,” kata Kapolres Kubar AKBP AKBP Boney Wahyu Wicaksono melalui Kasi Humas Polres Kubar, Ipda Sukoco.
SEMPAT DIVIRALKAN
Hilangnya korban pihak orangtua sempat melaporkan kepada pihak kepolisian perihal orang hilang. Tak hanya itu, pihak keluarga juga menyebarkan brosur dilengkapi foto dan identitas korban ke media sosial.
Informasi yang berkembang, bahwa hilangnya korban setelah dibawa oleh MLK untuk beli es, Rabu (29/1/2025) sekira pukul 11.00 wita. Pihak keluarga tidak menaruh curiga. Karena MLK sudah lama bekerja sebagai chainsaw dengan ayah korban. Sekarang ayah korban juga sambil berkebun di Intu Lingau.
Permintaan MLK inilah, ibu korban mengizinkan. Namun, katanya sebentar tak kunjung kembali rumah korban. Waktu terus berlalu, tetapi korban tak kunjung pulang.

Kecurigaan mulai muncul saat keluarga mencoba mencari ke berbagai tempat, termasuk rumah kos MLK di Kecamatan Linggang Bigung juga tidak ditemukan.
Fery, kakak korban, langsung panik. Langsung melaporkan kejadian ini ke Polres Kubar. Sehari-hari, MLK kerap datang ke rumah keluarga korban untuk mengecas ponsel. Selama ini, tak ada gelagat mencurigakan yang ditunjukkannya. Namun, setelah peristiwa ini, keberadaan MLK tak terlacak. Ini menimbulkan kecurigaan besar. Apakah memang berniat membawa lari korban, atau ada negatif lainnya bakal terjadi. (rud/KP)