KAMPUNG TERTINGGAL : Suasana salah satu sudut di Kampung Deraya, Kecamatan Bongan yang tertinggal perlu dukungan pembangunan pemerintah provinsi dan pusat karena tak jauh dari IKN.
mediaoke. KALTIM PERS – Meski terbilang terisolir dan kampung tertinggal se-Kaltim, Kampung Deraya, Kecamatan Bongan, Kutai Barat masih mampu melaksanakan berbagai pembangunan bersumber dana pemerintah kampung. Kenapa masih bisa melaksanakan, karena besarnya mobilisasi berdampak mahalnya ongkos angkut barang dan kepastian bisa tidaknya suplai material bangunan.

Realisasi pembangunan di Kampung Deraya berpenduduk 50 kepala keluarga atau sekitar 100 jiwa suatu prestasi yang patut diacungi jempol. Bahkan jika musim hujan akses jalan terhenti. Karena jalan tanah puluhan kilometer ini tidak bisa dilintasi kendaraan.

SYAHRANI
Kepala Kampung Deraya, Syahrani yang menjabat sejak 2021 ada beberapa pembangunan yang telah dilakukan. Di antaranya, membangun ketahanan pangan berupa pembukaan lahan tanaman padi dan perkebunan sawit. Kemudian pembangunan gapura selamat datang, dan dermaga Sungai Bongan, dan pembangunan lainnya.
Kenapa pembangunan ketahanan pangan sangat penting di Deraya, salah satu alasannya, dapat meningkatkan kebutuhan pokok bagi warga terutama keperluan pangan. Selama ini bahan pangan dibeli di kampung yang berada di jalan trans Kalimantan (akses Kutai Barat-Samarinda). Jika jalan akses ke kampung rusak, lantas warga mau makan apa. “Sehingga pembangunan ketahanan pangan sangat penting,” terangnya.
Di samping itu, Kampung Deraya sebagai pusat pendidikan SD dan SMP dari beberapa kampung terdekat. Seperti Kampung Tanjung Soke, dan Gerunggung. Kedua kampung menempuh pendidikan SMP terdekat di Kampung Deraya. Banyaknya anak didik dari kampung tetangga menjadikan peluang ekonomi kebutuhan pokok bagi warga Deraya. Untuk melanjutkan pendidikan SMA harus ke Kampung Resak. “Mau tidak mau bagi anak didik harus pindah domisili selama pendidikan. Karena di kampungnya tidak ada sekolah lanjutan,” terangnya.
Camat Bongan Tohir mengatakan, akses jalan sangat penting. Ruas jalan yang rusak itu adalah jalan sepanjang 9 kilometer dari Kampung Deraya ke Tanjung Soke, dan sepanjang 6 kilometer dari Tanjung Soke ke Gerunggung. Jalan yang masih berupa jalan tanah tersebut, saat ini menjadi medan lumpur yang licin dan lembek. Di bagian yang licin, warga tergelincir, di bagian yang lunak, kendaraan warga, yaitu motor, menancap tak bisa bergerak.
Hanya motor dengan modifikasi yang bisa melalui rintangan di jalan itu, antara lain motor dengan ban yang dipasangi rantai atau pun ban khusus medan lumpur dengan kembangan yang jarang seperti biasa digunakan di motor trail.
Apalagi di musim hujan, tingkat kerusakan parah jalan langsung meningkat. Untuk mendatangkan kebutuhan pokok, warga mengirimkannya melalui anak sungai. Namun bila sungai surut, maka kembali transportasi terputus. ”Padahal jarak kampung-kampung ini dengan Kampung Jambuk Makmur, ibu kota Kecamatan Bongan lebih kurang hanya 20 km,” sebut Tohir. (adv/diskominfo/rud/KP)
