BERBAGAI MOTIF: Ketua TP PKK Kecamatan Muara Pahu, Mardiana Mauliddin sedang melihat lebih dekat berbagai kain tenun Lombok di pusat perbelanjaan.
MEDIAOKE, KALTIM PERS – Kreatifitas kaum hawa di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) patut ditiru. Membuat makanan ringan atau cemilan, oleh-oleh khas Lombok. Uniknya, di Lombok telah ‘menyulap’ bahan yang melimpah di Kutai Barat, tapi malah menjadi produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal inilah menjadi bagian dari yang terkesan, kegiatan studi tiru oleh PKK Kecamatan Muara Pahu bersama PKK Kampung Muara Beloan, datang ke Lombok, 4-9 Oktober 2024.

Majunya pengembangan UMKM di Lombok ini, tidak saja memberdayakan kearifan lokal. Juga dapat mendatangkan penghasilan keluarga. Produk UMKM tersebut, seperti membuat cemilan dari bahan kangkung, jantung pisang, gedebog/pelepah pisang, bawang bombai, buah pare, rumput laut, dan lainnya. Yang hebatnya, cemilan dibuat kemasan yang sangat modern. Berlebelnya IPRT dan halal.
Demikian pula berbagai busana lokal berbahan kain tenun Lombok. Dijadikan sebagai bagian dari pakaian tradisional suku Sasak yang bernama Baju Lambung (baju wanita). Kemudian, baju adat khas Lombok dengan motif hitam polos dengan variasi bawahan yang beragam. Biasanya berbentuk selendang, ikat pinggang. Kemudian kain tenun songket Lombok dibuat menjadi peci/songkok, sarung, sajadah, atau aksesoris lainnya.

TENUN LOMBOK : Ketua TP PKK Muara Beloan Vherra Solita (kiri) melihat lebih dekat kain tenun Lombok, bahan membuat busana Lombok.
Sejumlah pusat berbelanjaan yang menawarkan busana. Tidak saja menjual, setiap pengunjung ditawarkan memakai busana adat yang sudah disediakan secara gratis. Berbusana itulah, pengunjung dipersilakan berdokumentasi yang telah disiapkan miniatur rumah adat Lombok.

BUSANA LOMBOK : Camat Muara Pahu Mauliddin Said bersama istri berbusana adat Lombok dengan latarbelakang miniatur rumah adat Lombok.
Kemudian hasil laut berupa mutiara air laut, mutiara air tawar, mutiara laut tetesan air mata, mutiara air laut hitam, dan mutiara laur super/circle. Harganya juga bervariasi dari terkurah ratusan ribu hingga belasan juta per mutiara. Termahal, adalah mutiara air laut hitam gread A original seharga Rp 26 juta. Jika pun ada harga yang murah hati-hati ada yang palsu.
Sejumlah oleh-oleh khas Lombok baik cemilan dan busana itu mudah ditemukan. Tidak saja di sejumlah pusat perbelanjaan. Termasuk para pedagang asongan yang menawarkan setiap ada wisatawan dalam negeri. Bahkan jadi incaran itu menawarkan kepada wisatawan asing/bule. Yang membuat salut. Para pedagang asongan berupa ibu rumah tangga, pemuda dan anak-anak memiliki keahlian bahasa asing. Ada yang fasih berbahasa Inggris. Adapula yang mampu berbahasa Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda, dan Rusia.

BERAGAI UMKM : Tidak saja berbagai macam cemilan, termasuk kerajinan berbahan kayu.
JADI MAGNIT PKK
Ketua TP PKK Kecamatan Muara Pahu, Mardiana Mauliddin mengagumi produk UMKM Lombok. Karena sejumlah produk UMKM yang mampu menjadi daya tarik pengunjung. “Saya saja membeli beberapa cemilan. Bahkan juga busana kain tenun Lombok,” kata Mardiana. Untuk harga cemilan sudah dibandrol. Nominalnya, tergantung jenisnya. Misalnya cemilan buah pare kemasan 100 gram Rp 25 ribu. Keripik Gedebog/pelepah pisang 100 gram Rp 25 ribu.
Sedangkan kain tenun harus pandai-pandai negoisasi harga. Karena lain penjual terkadang lain harga. “Kalau kita tanya-tanya ke sejumlah penjual, kadang bertemu harga yang jauh lebih murah,” terangnya. Misalnya saja, busana kain tenun songket harga Rp 100 ribu. Kalau membeli di pusat perbelanjaan hampir Rp 300 ribu per lembar. Padahal jenis kain tenunnya sama saja.

MOTIF TENUN LEBIH MAHAL : Ketua TP PKK Muara Beloan Vherra Solita membandingkan tenun Lombok yang mahal dijual pusat perbelanjaan, ternyata tak jauh beda dengan tenun murah dijual asongan.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kampung Muara Beloan, Vherra Solita, hasil studi tiru UMKM di Lombok ini akan menjadikan tolak ukur pengembangan UMKM di Muara Beloan. Tidak saja cara mengolah cemilan melainkan juga cara pengemasannya. Di samping itu harganya. “Ini yang akan menjadi referensi kami untuk bagaimana menambah produk UMKM oleh-oleh khas Muara Beloan,” kata Vherra Solita. Meski diakuinya, sudah banyak produk UMKM Muara Beloan yang telah menjadi duta untuk dipasarkan di sejumlah kegiatan event-event UMKM di wilayah Kutai Barat dan luar daerah.
Disadari, bahwa bahan cemilan yang dikembangkan UMKM di Lombok cukup melimpah bahannya di Kutai Barat. Ini akan menjadi tekad PKK Muara Beloan untuk mengembangkannya. Dengan melimpahnya bahan tentu akan menjadi murah yang diharapkan menjadi daya tarik pembeli. Terkhusus rasa dari cemilan harus diutamakan. (rud/KP)