SEMPAT MAKAN MALAM: Semua peserta bimtek mendapatkan kehormatan pengalungan selendang khas lombok oleh panitia bimtek. Termasuk, mendiang Pilus (dua kiri), kelahiran Kampung Perigiq, Kecamatan Jempang setiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, NTB, Jumat sore (4/10/2024).
MEDIAOKE, KALTIM PERS – Karena riyawat penyakit jantung, meninggalnya Pilus (55), Petinggi Gunung Bayan, Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar), Jumat (4/10/2024) sekira pukul 18.20 wita. Mendiang meninggal, sedang mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) Tata Cara Penetapan dan Penegasan Batas Desa (TC PPBD) di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), 4-9 Oktober 2024.
Penyelenggaraan bimtek diikuti 12 kampung se-Kecamatan Muara Pahu. Secara prosedural, bimtek ini telah melaporkan melalui telahaan staf dari Pemerintah Kecamatan Muara Pahu kepada Bupati Kubar Cq Sekretaris Daerah Kubar tertanggal 25 September 2024. Termasuk ditembuskan kepada Asisten Pemerintahan dan Kesra Setkab Kubar dan Kabag Tata Pemerintahan Setkab Kubar. Penyelesaian Tata Batas Desa ini di bawah kewenangan Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa (TPPBD) Kubar atau Bagian Pemerintahan Setkab Kubar.
“Memang kami sudah melaporkan kegiatan ini kepada Bupati Kubar,” kata Camat Muara Pahu Mauliddin Said kepada media ini di Lombok, Sabtu (5/10/2024). Proses melaporkan bimtek ini mengklarifikasi, terkait ada pemberitaan di media, yang terkesan menyudutkan pihak Pemerintah Kecamatan Muara Pahu. Diliris pada media tersebut, bahwa bimtek TC PPBD diikuti pemerintah kampung se-Kecamatan Muara Pahu di Lombok, dinilai tanpa ada koordinasi.
Publikasi dinilai tidak berimbang ini, sangat disayangkan oleh para peserta bimtek di Lombok. Karena pemberitaan yang ditulis oleh wartawan media tersebut, tanpa konfirmasi kepada Pemerintah Kecamatan Muara Pahu maupun pihak penyelenggara. Tujuannya, agar informasi yang diterbitkan di ruang publik berimbang. Bukan malah menjadi opini negatif dipublik. Pentingnya penyampaian pemberitaan berimbang mengingat ada peserta yang meninggal dunia. Yang bisa menjadi konotasi negatif ke publik. Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers wajib diterapkan oleh wartawan dalam menulis berita, bukan asal-asalan.

SEMPAT FOTO : Tersenyum lebar mendiang Pilus (kiri), sempat makan malam bersama peserta bimtek di Restoran Sasaku Jalan Senggigi, Lombok yang tak jauh dari tempat menginap di Hotel The Jayakarta, Jumat malam (4/10/2024)
Terkait meninggalnya mendiang, Mauliddin membenarkan, jika selama ini mengalami riwayat sakit jantung. Bahkan selama perjalanan dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad (SAM) Sulaiman Sepinggan Balikpapan ke Lombok selalu dipantau kesehatannya. Mauliddin, mantan tenaga kesehatan plat merah ini sempat mempertanyakan langsung kondisi kesehatan mendiang. “Bagaimana kondisi kesehatan bapak (Pilus),” katanya. Pertanyaan ini disampaikan, saat mendiang masih menunggu jadwal penerbangan di Bandara (SAM) Sepinggan Balikpapan menuju ke Lombok. “Namun saat itu, dijawab mendiang baik saja pak Camat,” tambahnya. Kronologis meninggalnya mendiang, setibanya di kamar Hotel The Jayakarta, usai keluar dari toilet ingin mengambil pakaian di dalam koper. Namun mendiang tiba-tiba jatuh pingsan. Hal ini diceritakan staf Pemerintah Kampung Gunung Bayan yang menempati satu kamar bersama mendiang tersebut.

PENGAWALAN: Camat Muara Pahu, Mauliddin Said mengambil gambar di Bandara SAM Sulaiman Balikpapan, Jumat pagi (4/10/2024), sekaligus memantau kedatangan dan kesehatan para peserta bimtek sebelum terbang ke Lombok.
Untuk proses pemulangan jenazah, tambah Mauliddin, telah diurus dengan baik. Dijadwalkan, setelah dimandikan dan mengenakan busana yang dipesan khusus oleh istri mendiang langsung diterbangkan ke Bandara SAM Sulaiman Balikpapan. Dilanjutkan dibawa menggunakan ambulans hingga diserahkan kepada pihak keluarga mendiang di Tenggarong, Kutai Kartanegara.

DITERBANGKAN KE KALTIM : Jenazah mendiang Pilus yang sudah dimasukkan ke dalam peti jenazah segera diterbangkan ke Bandara SAM Sulaiman Balipapan, Sabtu (5/10/2024). Menyertai kepulangan jenazah mendiang Pilus, dipimpin pihak penyelenggara. Termasuk, semua Pemerintah Kampung Gunung Bayan, sehingga membatalkan diri sebagai peserta bimtek.
Terkait meninggalnya mendiang di Lombok, disarankan kepada para peserta bimtek agar tidak menyebarkan informasi yang tidak sesuai. Karena akan menimbulkan persepsi lain di tengah masyarakat. “Kalau ada pihak yang menanyakan meninggalnya mendiang, bisa langsung mengontak saya (Camat Muara Pahu),” harapnya. Hal senada ditegaskan, Ketua APDESI Kubar Edy Sopian Hadi yang turut menjadi peserta bimtek ke Lombok. Edy yang juga Petinggi Sebelang menyarankan, agar para kepala kampung yang menjadi peserta bimtek tidak menyebarkan informasi kepada pihak lain. Dikuatirkan informasi yang disampaikan malah salah atau miskomunikasi. Karena kronologis meninggalnya mendiang diketahui langsung oleh Camat Muara Pahu.

SAAT BERTUGAS: Pilus mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) sebagai Petinggi Gunung Bayan, dalam suatu kegiatan.
Sementara itu, Kepala Kampung Muara Beloan Rudy Suhartono sangat menyambut baik atas dilakukan Bimtek Penetapan dan Penegasan Tata Batas Desa. Karena carut marutnya batas desa yang banyak menimbulkan persoalan antar warga dan antar kampung. Munculnya masalah sengketa tata batas desa setelah banyaknya investor tambang dan batu bara di Bumi Tanaa Purai Ngeriman. “Kami sangat senang adanya pelaksanaan bimtek ini. Syukur-syukur bimtek ini ada kesepakatan bersama antar pemerintah kampung yang berbatasan,” harapnya. Atau jika belum ada kesepakatan bisa ditindaklanjuti nantinya oleh Tim PPBD Kubar terkait penetapan dan penegasan tata batas desa. “Setidaknya hasil bimtek ini para pemangku kebijakan di kampung sudah memahami,” terangnya. Harapannya kedepan, tidak ada lagi batas kampung yang bermasalah,” harap Rudy.

PEMBEKALAN : Peserta bimtek foto bersama usai pembukaan kegiatan yang menghadirkan Kementerian Dalam Negeri RI dan Tim Ahl BPN, sebagai narasumber.
Di samping itu, bimtek kali pertama soal TPPBD ini merupakan langkah yang tepat disetujui oleh Pemerintah Kecamatan Muara Pahu atas penawaran penyelenggara. Karena soal tata batas kampung dari 12 kampung se-Kecamatan Muara Pahu hampir semuanya belum tuntas dan bermasalah. (rud/KP).