Warga Beloan Terserang DBD, Dirawat di Muara Pahu

MEDIAOKE.KALTIM PERS- Demam berdarah dangue (DBD) kembali menjangkiti seorang warga Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar). Ini diketahui, setelah seorang pasien warga RT 4 Muara Beloan melakukan pengobatan di Puskesmas Muara Pahu,Sabtu (7/9/2024).

“Trombositnya turun. Kita masih pantau perkembangan kesehatannya. Yang pasti pasien dari Muara Beloan ini sakit DBD,” kata Sabirin Noor, Pimpinan Puskesmas Muara Pahu. Jika nanti kondisi pasien terus memburuk lanjutnya, ada kemungkinan untuk segera dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar (RSUD HIS).

Untuk menghentikan penyebaran nyamuk Aedes Aegypti, akan dilakukan fogging (pengasapan) di lingkungan kediaman pasien di RT 4, Senin (10/9/2024).  Upaya fogging ini akan dilakukan radius hingga 100 meter dari kediaman pasien. “Insya Allah, staf saya lima orang bagian dari anggota Puskesmas Muara Pahu menuju ke Muara Beloan,” katanya. Diimbau atas kegiatan ini, lanjut dia upaya pembatasan serangan nyamuk juga diharapkan adanya bantuan dari masyarakat setempat.

Sementara itu, Kepala Kampung Muara Beloan, Rudy Suhartono yang mendapatkan laporan dari Puskesmas Muara Pahu untuk melakukan fogging ditanggapi positif. “Kami siap membantu pak, kami tunggu kegiatan foggingnya di Muara Beloan,” sambung Rudy.  

Menyikapi kondisi pasien DBD yang masih dirawat di Puskesmas Muara Pahu, dia meminta, kepada Pimpinan Puskesmas Muara Pahu untuk selalu memantau kondisinya. Jika memang belum ada perubahan, agar segera dirujuk ke RSUD HIS.

Untuk diketahui, DBD juga pernah menyerang anak SD di RT 1 Kampung Muara Beloan, belum lama ini. Tim fogging dari Puskesmas Muara Pahu juga telah melakukan fogging di lingkungan rumah pasien hingga di ruang kelas SDN 08 Muara Beloan.

KUBAR ENDEMI DBD SEJAK AWAL 2023

DBD terus meningkat. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kubar mencatat hingga akhir 2023 sebanyak 385 kasus dan 4 orang meninggal dunia. Harus diwaspadai, karena kasus DBD ini merata terjadi di 16 kecamatan se-Kubar.

Kepala Dinkes Kubar Ritawati Sinaga menyebutkan, ciri-ciri penyakit DBD adalah ditandai dengan demam panas tinggi lebih dari dua hari. Kemudian ada ciri-cirinya berupa kulit tampak bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk, nyeri ulu hati, lemah dan lesu. “Jika sudah ada gejala seperti ini segera berobat ke Puskesmas atau sarana pelayanan Kesehatan terdekat. Karena penyakit DBD sering mendatangkan kematian, jika tidak segera ditangani sejak dini,” kata mantan pimpinan Puskesmas Melak, tersebut.

Memprihatinkan ungkap Ritawati, hingga saat ini belum ada obat untuk pengobatan penyakit DBD belum ada. Sehingga satu-satunya cara yang paling efektif dan efesien untuk pencegahan dan penanggulangannya dengan melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Ases Aegypti. Kegiatan PSN ini dengan melakukan 3 M plus. Yakni menguras dan menutup tempat penampungan air,  serta memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air. Langkah lainnya, bisa menabur 1 sendok makan atau 10 gram bubuk abate untuk 100 liter air. Berikutnya menghilangkan tempat hinggap nyamuk berupa tidak mengantungkan pakaian di dalam rumah serta pencahayaan rumah yang cukup. Cara lain, untuk menghindari gigitan nyamuk memakai racun anti nyamuk. Berupa semprot atau lotion, memakai kelambu, memasang kaca ventilasi, menghindari tidur pukul 08.00 – 10.00 kemudian pukul 15.00-17.00. “Karena pada waktu biasanya nyamuk DBD mencari makan,” terangnya.(rud/KP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *