FOTO:MEDIAOKE.ID
KERJA KERAS: Belasan buruh di Pelabuhan Jalan Akhmad Yani atau depan pasar Olah Bebaya Melak harus menambah tenaga. Musim kemarau jarak angkutan semakin menjauh.
MEDIAOKE.KALTIM PERS– Mencari penghasilan untuk kebutuhan hidup di Kutai Barat (Kubar), sebenarnya tidak sulit. Jika hal ini dilakukan dengan tekad mau bekerja dan mencari peluang usaha yang tak putus asa.
Seperti dilakukan sejumlah warga yang setiap harinya melakoni pekerjaan buruh bongkar muat semen di pelabuhan kapal motor atau depan Pasar Olah Bebaya, Jalan Akhmad Yani, Kelurahan Melak Ulu, Kecamatan Melak.
Para buruh ini, usianya terbilang masih muda. Antara 17 sampai 40 tahun. Upah angkut semen Rp 5 ribu per sak. Rata-rata satu minggu berkisar Rp 1 juta pendapatannya. Jika dikalikan empat minggu atau satu bulan bisa menghasilkan Rp 4 juta per orang. “Kalau rutin setiap hari bisa dapat Rp 4 juta sebulan,” kata seorang buruh yang agak lebih tua dari belasan rekan lainnya.
Gaji buruh ini sebenarnya terbilang besar. Jika dilihat gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) hampir setara. Hal ini mengacu daftar menjadi PNS sepanjang 2024. Jika dibagi per golongan, gaji untuk lulusan SMA paling rendah adalah Rp 2.184.000 dan tertinggi Rp 4.125.000. Sedangkan gaji tertinggi untuk lulusan S1 paling rendah adalah Rp 2.785.700 dan tertinggi Rp 5.180.000. Besaran gaji PNS ini, sesuai pernyataan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, belum lama ini.
SEMANGAT : Biaya hidup terus bertambah. Kerja keras harus dilakukan agar bisa mencukupi biaya hidup bersama keluarga.
Hanya saja, yang menjadi agak berat. Upah Rp 5 ribu per sak semen itu tidak mengenal kondisi kemarau. “Jika air kemarau seperti ini sama Rp 5 ibu per sak semen upahnya,” tambahnya. Karena jika kemarau, jarak angkutan semen dari kapal motor di bibir Sungai Mahakam hingga ke parkir armada pikap atau truk angkut semen, lebih jauh. Berkisar antara 40-60 meter. Posisinya mendaki.
SUKA TIDAK SUKA HARUS DIJALANI: Jauhnya jarak angkutan semen ketika musim kemarau. Tapi upah tetap sama Rp 5 ribu per sak semen.
Berbeda ketika kondisi air Sungai Mahakam pasang atau naik. Jarak bongkar muat dari kapal motor ke armada pikap atau truk lebih dekat. Semen yang diangkut ini, untuk kebutuhan material bangunan di Kecamatan Melak, dan kecamatan sekitarnya.
Melihat kondisi ini, menjadikan semangat untuk bekerja lebih keras. Hanya saja, hasil yang diperoleh wajib disisihkan untuk menambah modal usaha mandiri nantinya. Karena fisik sekarang masih kuat. Kelak usia bertambah fisik menurun.
Belum lagi hadirnya Ibu Kota Negara Nusantara di Bumi Kaltim, akan menjadikan kita siap bersaing dengan pendatang. Jika tidak disiapkan mulai sekarang. Maka siap-siap akan menjadi penonton selamanya. (rud/kp)