DIPERINGATKAN DULU: Pos pengamanan PT.AAU tengah gencar melakukan sosialisasi kepada pengendara umum yang akan melitas di jalan tol Makoba. Ini dilakukan agar terhindar dari kecelakaan atau Zero Accident.
MEDIAOKE.KALTIM PERS – “Stop dulu pak. Apakah bapak ini mobil travel atau pribadi. Jika pribadi bapak harap menuju ke pos pengamanan dulu. Karena ada informasi yang ingin disampaikan,” hal ini dikatakan Satpam PT Akasia Andalan Utama (AAU), Sabtu (31/8/2024) sekitar pukul 21.00 wita. Lelaki berbadan tegap menggunakan seragam ‘bak’ polisi itu meminta kepada media ini untuk menepi, saat akan melintasi jalan tol Makoba (Melak akasia kota bangun).
Setelah parkir kendaraan di depan pos, diminta keluar dan menemui sejumlah Satpam dan hadir pula pihak manajemen PT.AAU. Usai menanyakan identitas media ini dilanjutkan pemberian arahan terkait syarat melintasi di jalan tol Makoba.
Hal ini dilakukan kata manajemen PT AAU, karena banyak pengendara roda empat yang melintasi jalan tol Makoba kerap berkecepatan tinggi. Akibanya sudah beberapa kali terjadi kecelakaan. “Kami tidak ingin ada kasus kecelakaan melintasi di jalan ini (tol Makoba). Intinya perusahaan harus zero accident (kecelakaan nihil),” tegas manajemen PT AAU yang belum bersedia memberikan identitasnya.
Terus terang saja pak, upaya sosialisasi agar mengurangi kesepatan dan berhenti saat berpapasan dengan truk fuso PPT.AAU sudah dilakukan setiap pengendara umum. Pengtingnya sosalisasi ini agar tidak ada korban jiwa. Karena jika terjadi korban jiwa, tidak saja merugikan pengendara umum itu sendiri. Melainkan juga pihak perusahaan ketika ada kasus kecelakaan. “Yang sulit diberikan informasi malah banyak mobil dinas berplat merah. Kami berikan sosialisasi malah sepertinya tidak senang,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, truk fuso PT AAU yang mengangkut kayu bahan plastik ini sangat padat mobilisasinya. Sementara kondisi jalan yang hanya pengerasan dan disertai pasir plus batu. Badan jalan itu menjadi sulit ketika truk fuso PT.AAU harus mengerem mendadak ketika berpapasan dengan kendaraan umum. “Makanya kita minta kendaraan umum ketika akan berpapasan dengan truk pengangkut material kayu bahan kertas harus berhenti dulu,” sarannya.

JALAN UMUM: Akses jalan umum sebelah kanan dibangun PT. Fajar Sakti Prima agar tidak menggangu produksi batu bara. Cara ini bisa ditiru oleh PT.AAU.
KHUSUS JALAN UMUM
Untuk menghindari kecelakaan, media ini menyarankan agar PT.AAU dapat membuatkan jalan khusus untuk lintasan kendaraan umum. Layaknya yang dilakukan PT. Fajar Sakti Prima/FSP (Bayan group). Badan jalan umum sepanjang sekitar 40 kilometer itu dibangun PT FSP agar tidak menjadi hambatan alat berat produksi batu bara dari Lokasi tambang di Kecamatan Tabang, Kukar ke ponton di Kecamatan Muara Pahu.
Manajemen PT.AAU justru sempat berkelit. Kenapa PT.AAU tidak dapat melakukan pembangunan jalan umum seperti dilakukan PT. FSP. Alasan manajemen PT.AAU karena status lahannya adalah Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK). Sementara lahan di PT.FSP adalah Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK).
Jikapun harus dilakukan pembangunan jalan khusus bagi kendaraan umum akan menjadi catatan pihak PT.AAU. “Hanya saja harus perlu proses pak dan memerlukan waktu,” tegasnya.

MUDAH: Lebar dan lurus, kondisi jalan tol Makoba. Namun jika hujan ada beberapa titik rusak. Jika kemarau berdebu sehingga membatasi jarak pandang. Banyak simpangan mudah tersesat. Bisa gunakan aplikasi Geo Tracker, agar bisa terpandu meski tanpa signal ponsel.
PERNAH DITINJAU MANTAN BUPATI KUBAR
Ismail Thomas, saat masih menjabat sebagai Bupati Kutai Barat (Kubar) pernah bermaksud membangun jalan pendekat dari Kecamatan Melak ke Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar). Karena selisihnya sekitar 100 km atau 2 jam lebih. Saat itu, Ismail Thomas sudah menemui Bupati Kukar Rita Widyasari. Saat itu, Rita memberikan respon positif.

JEMBATAN TERPANJANG : Setelah menyusuri perjalanan yang cukup jauh, pengendara dapat menikmati indah dan sejuhnya suasana di Jembatan Sungai Mahakam Ing Martadipura, Kecamatan Kota Bangun, Kukar. Berbagai kuliner juga tersedia. Ramai pengunjung muda dan mudi, menjelang malam minggu jadi kawasan wisata setempat.
Untuk mengecek jalan pendekat itu, Ismail Thomas menggunakan helikopter untuk mengecak dari udara dari Melak hingga ke Jembatan Ing Martadipura Kecamatan Kota Bangun, Kukar. Memang menghasilkan akses yang jauh lebih dekat Melak-Kota Bangun. Ketimbang akses yang ada selama ini yakni jalan trans Kalimantan (Melak-Barong Tongkok-Damai-Muara Lawa-Siluq Ngurai-Jempang dan Bongan).
Hanya saja rencana baik Ismail Thomas ini kandas. Lantaran, belum terwujudnya jalan pendekat keburu masa tugasnya sebagai bupati dua periode itu lantas berakhir.
Hanya saja, yang sempat dibangun Ismail Thomas, adalah jembatan pengakses yakni Jembatan Aji Tulur Jejangkat (ATJ) di Kelurahan Melak Ilir, Kecamatan Melak. Namun jembatan ATJ yang pertama menyeberangi Sungai Mahakam di Kubar ini juga belum tuntas. Seyogyanya dilanjutkan oleh Bupati FX Yapan. Hanya saja, hingga sekarang jembatan itu terhenti. Lantaran beberapa pihak yang pelaksana pekerjaan jembatan tersangkut hukum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (rud/KP)