REHAB PUSTU PUN DIBATALKAN : Sungguh sangat terlalu. Sudah dua tahun tidak ada nakes. Bangunan Pustu di RT 1 Kampung Muara Beloan yang rusak berat tak kunjung diperbaiki. Sempat dijanjikan akan direhab tahun 2024. Tiba-tiba dibatalkan rehabnya. Kini Pustu jadi rumah hantu. Ketika ada dua nakes masih bertugas terpaksa Kepala Kampung Muara Beloan menempatkan di bangunan Posyandu di RT 2 Muara Beloan.
MEDIAOKE.KALTIM PERS- Dinas Kesehatan Kaltim berjanji akan segera menindaklanjuti terkait molornya penempatan dua tenaga kesehatan (nakes). Ini terjadi, pasca dua nakes yang pindah dan mengundurkan diri di Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar). Yang mengejutkan, kekosongan dua nakes itu sejak 2023 lalu hingga 2024 ini belum juga ditindaklanjuti oleh pihak terkait di Bumi Tanaa Purai Ngeriman.

JADI PERHATIAN: Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin (tengah) saat meninjau stan UKM Muara Beloan menjadi duta stan Kemenag Kubar di MTQ Nasional ke XXX tahun 2024 di Gedung Convention Hotel, Sempaja, Samarinda, Minggu (8/9/2024). Jaya Mualimin diapit Kepala Kampung Muara Beloan Rudy Suhartono (kiri) dan Ketua UKM Muara Beloan, Vherra Solita. Soal kosongnya nakes di Pustu Muara Beloan akan segera ditindaklanjuti oleh Jaya Mualimin.
Dinas Kesehatan Kaltim sempat terkejut mendengar keluhan yang disampaikan langsung oleh Kepala Kampung Muara Beloan Rudy Suhartono. Bahwa di Pustu Muara Beloan tidak ada nakes sejak 2023 hingga 2024. “Buat saja surat permohonan pak kades ya. Nanti saya akan tindaklanjuti,” tegas Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, saat meninjau stan UKM Muara Beloan yang menjadi duta stan Kantor Kementerian Agama di Stan VIP MTQ Nasional ke XXX tahun 2024 di Gedung Convention Hall, Sempaja, Samarinda, Sabtu (8/9/2024).
Ketika dikonfirmasi ? apakah Kepala Dinas Kesehatan Kaltim bisa membantu hal ini. Jaya Mualimin yang juga mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Atma Husada Kaltim dengan tegas menyatakan bisa. “Nanti akan saya tindaklanjuti. Saya tunggu segera ya surat permohonannya ya,” sambungnya.
Respon positif dan bergerak cepat dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kaltim ini menjadikan predikat terbaik dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Meski posisinya ada di Kaltim namun sangat peduli dengan Kampung Muara Beloan yang dikategorikan terpencil.
Persoalan sudah 2 tahun kosongnya nakes di Muara Beloan inipun sempat menjadi pembahasan ketika kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa yang dilaksanakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI di Hotel Horisan Sagita, Balikpapan, Rabu (4/9/2024). Hal ini menjadi usulan berupa pertanyaan langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kampung Muara Beloan, perihal kekosongan nakes. Sementara kondisinya sangat diperlukan bagi warga Muara Beloan.
Pertanyaan ini langsung ditangapi serius oleh dua narasumber dari Kemendagri RI yakni Agus Wahono dan Zuhriah. Secara tegas dua narasumber tersebut menyatakan, pihak terkait di Kubar harus bersikap serius. Apalagi pemerintah kabupaten sudah membangunkan fasilitas berupa Pustu. Sehingga tidak ada alasan ada fisik bangunan tapi nakesnya tidak ada. “Itu harus segera ada nakesnya. Kalau ada warga tidak tertolong keselamatannya akibat tidak ada nakesnya, warga bisa mengajukan keberatan,” tegas Agus Wahono.
Zuhriah menyoalkan, kenapa masih ada pihak terkait yang memberikan izin perpindahan nakes ke tempat lain. Sementara tugas awalnya di Pustu Muara Beloan. “Padahal kontraknya nakes bertugas itu minimal 10 tahun. Tapi kok hanya berapa tahun bisa disetujui pindah tugas. Inikan jadi aneh,” singgung Zuriah.
Memang kerap ada temuan. Nakes yang bertugas di desa itu kerap mencari batu loncatan. Beberapa tahun bertugas lalu dapat pindah ke pusat layanan kesehatan ke ibu kota kabupaten atau ibu kota kecamatan. “Saya yakin ini sampai bisa pindah ada pihak-pihak yang meloloskan/menyetujuinya,” ungkap Zuhriah yang kerap diundang sebagai narasumber di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan DPRD di lingkungan Kaltim.

FISIK MEMPRIHATINKAN : Hujan Pustu Muara Beloan bocor. Pasien rawat inap tetap tidak bisa dilakukan meski ada nakesnya. Dimanakah kepedulian pejabat Kubar ?
SUDAH LAMA DIKELUHKAN TAPI TANPA HASIL
Dua nakes yang bertugas di Pustu Kampung Muara Beloan Sudah tidak ada lagi sejak pertengahan 2023 lalu. Secara akumulasi sejak 2023 hingga September 2024 sudah hampir dua tahun kekosongan nakes. Kondisi ini membuat warga kampung sebagai penghasil ikan sungai air tawar terbesar di Kubar, kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan.
Jikapun berobat harus ke Puskesmas di ibu kota Kecamatan Muara Pahu yang hanya menggunakan perahu ketinting selama 1,2 jam. Demikian sebaliknya jika berobat harus ke RSUD Harapan Insan Sendawar (HIS) ke ibu kota kabupaten jalur darat ditempuh waktu antara 1,5 sampai 2 jam. Inipun jika kondisi jalan tanah itu tidak rusak berat. Kedua tujuan rujukan yang memberatkan warga harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Kemudian risiko dalam perjalanan.
Yang menjadi penyesalan warga, dua nakes yang sempat setahun bertugas di Pustu Muara Beloan kemudian kosong belum ada langkah konkrit dari pihak terkait. Kronolisnya, seorang nakes status bidan inisial NA diinformasikan mengundurkan diri. Dengan alasan, NA mengikuti suami ke luar daerah. Sementara seorang perawat berinisial SAD justru pindah tugas. Diinformasikan SAD bertugas di RSUD HIS.
Upaya yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kampung Muara Beloan : Pertama, mengirimkan surat ke Pimpinan Puskesmas Muara Pahu, perihal segera kembali menugaskan dua nakes di Pustu Muara Beloan. Selain tatap muka langsung dengan Pimpinan Puskesmas Muara Pahu, tahun 2023. Langkah kedua, mengirimkan surat ke Dinas Kesehatan Kutai Barat, perihal permohonan dua nakes untuk kembali bertugas di Pustu Muara Beloan, tahun 2023.
Berikutnya, menemui Kepala Dinas Kesehatan Kubar dan staf di Kantor Dinas Kesehatan Kubar, perihal menindaklanjuti surat Kepala Kampung Muara Beloan. Berikutnya, perihal permohonan dua nakes untuk kembali bertugas di Pustu Muara Beloan, awal tahun 2024.
Kemudian, menyampaikan keluhan perlu segeranya dua nakes bertugas di Pustu Muara Beloan kepada anggota DPRD Kubar, ketika reses di Kampung Muara Beloan, awal tahun 2024.
Kenapa nakes ini penting, ada beberapa masalah yang kini mencuat di Muara Beloan. Pertama angka stunting di Muara Beloan terus meningkat. Data 2024 sudah mencapai 8 orang kasus stunting, jika tahun sebelumnya 5 orang anak kasus stunting. Masalah kedua, angka kematian warga yang sakit akibat lambat ditangani oleh nakes juga meningkat. Karena ada sebagian warga tak mampu harus bertahan apa adanya di kediamannya. Jikapun harus dirujuk kerap nyawanya tidak tertolong karena jauhnya jarak ke pusat rujukan. (rud/kp)