KUTAI BARAT, Mediaoke.id– Ditarget, Sabtu malam (03/2/2024) pompa intake PDAM Tirta Sendawar, Kutai Barat (Kubar) akan mulai dioperasikan. Setelah dilakukan pergantian pompa penyedot air baku di Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Royok, Kampung Sekolaq Oday, Kecamatan Sekolaq Darat, Kutai Kubar (Kubar).
Air baku yang disedot menggunakan pompa dari Sungai Mahakam tersebut akan diolah dulu di bak besar penampungan. Kemudian, akan didistribusikan kepada pelanggan.
Hanya saja, dari 5.000 pelanggan PDAM Tirta Sendawar yang dipastikan mendapatkan suplai air bersih itu pelanggan yang berada di dataran rendah. Seperti pelanggan PDAM di wilayah Kecamatan Melak dan sekitarnya. Sisanya meliputi Kecamatan Barong Tongkok, Pusat Pemerintahan (Kantor Bupati) dan Kecamatan Sekolaq Darat dipastikan akan menyusul. “Kalau pelanggan di Melak sepertinya lebih dulu dapat air karena berada di dataran rendah. Sehingga lebih cepat. Sementara di wilayah atas seperti Kecamatan Barong Tongkok, Sekolaq Darat, dan sekitarnya tentunya akan menyusul beberapa waktu lagi,” kata Untung Surapati, Direktur PDAM Tirta Sendawar kepada media ini, Sabtu malam (3/2/2024).
Kenapa memerlukan beberapa waktu lagi? karena sejak PDAM tidak bisa distribusi air bersih dengan cepat. Karena kondisi pipa distribusi puluhan kilometer yang membentang dari pipa intake atau IPA di Royok ke Barong Tongkok hingga Sekolaq Darat itu kondisi kosong atau tidak ada airnya lagi. Sehingga ketika air mulai disuplai atau didistribusikan dipastikan mengisi kekosongan air di dalam pipa itu dulu. Setelah terisi penuh, baru air bisa mengalir ke rumah pelanggan.

GANTI POMPA HINGGA LEMBUR: Pompa penyedot rusak terpaksa harus diganti pompa cadangan. Diharapkan bisa mengatasi masalah distribusi air bersih kepada pelanggan di Kubar.
Untuk diketahui, PDAM Tirta Sendawar terhenti distribusi air ke pelanggan sejak Jumat (2/2/2024). Ini disebabkan, terjadi kerusakan pompa penyedot air baku di intake Royok. Langkah dilakukan, pegawai PDAM Tirta Sendawar harus bekerja ekstra keras hingga lembur untuk mengganti pompa penyedot yang rusak tersebut. Diganti dengan pompa yang tersedia di PDAM Tirta Sendawar. Namun pompa yang digunakan berstatus pompa distribusi. Kondisi pompa ini hanya sekadar pembantu menyikapi terhentinya distribusi air bersih kepala pelanggan.
Untuk pompa penyedot khusus, kata dia, PDAM Tirta Sendawar akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Hanya saja, perlu proses.” Memang kita dapat bantuan pompa penyedot di intake kita tahun ini juga (2024). Namun karena itu bantuan pemerintah, sehingga perlu waktu akan diproses lelang dulu,” ungkap Untung.
Untung menyebutkan, bahwa PDAM Tirta Sendawar dibangun sejak tahun 2010 dan 2011. Sehingga jika mengalami kemacetan atau kerusakan saat ini kepada peralatan PDAM Tirta Sendawar, lebih disebabkan kondisinya sudah lama.

MASA LALU TERULANG LAGI: Warga Kecamatan Melak mau tidak mau harus mandi ke Sungai Mahakam. Meski cara ini sudah lama ditinggalkan, sejak rumah warga sudah terkoneksi dengan air bersih PDAM Tirta Sendawar. Atau sejak sekitar 20 tahun lalu. Cuma harus hati-hati tidak bisa berenang jangan coba-coba karena dasar Sungai Mahakam sangat dalam.
Pantauan media ini, Sabtu (3/2/2024), sejak distribusi air bersih PDAM Tirta Sendawar terhenti. Banyak pelanggan PDAM harus berupaya mendapatkan air dengan berbagai cara. Misalnya saja warga Kecamatan Melak. Harus turun ke Sungai Mahakam. Pemandangan ini, terlihat jelas pada sore hari sejumlah kendaraan terparkir dari pinggir badan Jalan Akhmad Yani Kelurahan Melak Ulu, hingga ke Jalan Panggeran Hidayatullah Kelurahan Melak Ilir.
Lain halnya, warga di Kecamatan Barong Tongkok, dan Sekolaq Darat harus turun ke kepala sungai kecil atau ke sumur, terdekat. Padahal kedua sumber air itu, sudah lama tidak digunakan lagi.
Ada pula warga yang harus merogoh kocek dengan cara membeli air kepada jasa penjualan air tandon menggunakan pikap. Dibeli seharga Rp 75 ribu per tandon atau 1.200 liter.
Warga berharap agar PDAM Tirta Sendawar bisa segera beroperasi. Karena air bersih merupakan kebutuhan dasar. “Saya saja tidak bisa buang air kecil, ketika menikmati bakso urat di Jalan Pattimura Melak. Kata pemilik rumah makan bakso urat, tidak ada air di kamar kecil,” kata Abi, pelanggan bakso urat. Hal ini salah satu contoh betapa sulitnya tidak ada air bersih. (rud)